Dilema 2 Hati

Minggu, 28 November 2010

| | | 0 komentar
Radit dan Salwa, sepasang insan yang saling jatuh hati. Awal mulanya tidak ada yang spesial diantara mereka berdua. Mereka hanya teman sekelas biasa di salah satu universitas di kota Jakarta. Hati mereka mulai terpaut saat Salwa dirundung suatu masalah yang rumit dan secara tidak sengaja Radit hadir sebagai penyemangat hidup Salwa dan pemberi solusi akan permasalahan yang ia hadapi. Maka dari hal tersebut timbulah benih-benih hati diantara mereka.

Makin hari hubungan mereka makin dekat. Tetapi mereka tetap menyembunyikan hubungan mereka dari teman-temannya. Biasanya mereka bertemu pagi hari saat jam kuliah belum di mulai, sambil bertukar pikiran tentang tugas dan hal-hal perkuliahan. Sangat jarang sekali mereka membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan hati mereka. Jika sampai di kampus dan mulai bertemu dengan kawan-kawannya, seakan-akan mereka tidak saling kenal dan cuek satu sama lainnya. Tetapi sepintar-pintarnya mereka menyembunyikan rahasia tersebut, akhirnya terhembus juga rahasia tersebut ke teman-teman mereka.

Saat libur kuliah Radit beberapa kali ke rumah Salwa, tidak hanya itu kadang-kadang mereka berbelanja bersama. Radit mulai mengenal keluarga Salwa, begitu pun Salwa. Walaupun begitu hubungan mereka bukannya tanpa masalah. Mereka sering bertanya-tanya, sebenarnya hubungan apa yang sekarang mereka jalani. Di salah satu pihak mereka mempunyai komitmen untuk tidak berpacaran, tetapi hal yang terjadi hampir seperti itu. Hmm... mungkin virus cinta dunia yang sering mereka dengar dalam kajian-kajian keagamaan dengan VMJ (Virus Merah Jambu). Mereka tau benar apa itu VMJ, namun kadangkala mereka tak kuasa menahan rasa yang ada dalam diri mereka masing-masing. Resah mereka dibuatnya, mereka tau hubungan itu salah tapi...

Tepat pada hari ulang tahun Radit, Salwa memberikan hadiah kepadanya. Radit sangat senang menerima pemberian itu. Ada hal yang tersisipkan dari hadiah tersebut yaitu surat dari Salwa.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Radit, semoga di umur mu kini. Kamu menjadi insan yang lebih dewasa dan semoga tercapai pula cita-cita yang kamu tuju. Dit, sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan. Tentang hubungan kita. Sebenarnya beberapa kali hal ini sudah kita bahas, tetapi aku makin resah Dit. Kita sama-sama tau, hubungan kita adalah hubungan yang tidak halal, aku takut kita akan tambah berdosa. Walaupun kita jarang bertemu, dan jika bertemu biasanya hanya dikampus dan di rumah ku bersama keluarga ku. Radit jika kamu siap, maka halalkanlah diriku untuk diri mu.

Memang kita masih muda, kita adalah insan yang baru awal memasuki dunia perkuliahan. Tapi bagiku, bekeluarga adalah sikap keberanian, tanggungjawab dan kedewasaan. InsyaAllah aku sudah siap. Umur muda bukanlah menjadi penghalang akan ikatan suci. Hanya itu yang aku sampaikan. Aku tidak memaksa mu, tetapi aku mencoba untuk menceritakan keresahan hatiku.

Wasaalam.
Salwa


Itulah isi dari surat Salwa. Setelah membacanya Radit pun berpikir dan mencoba mencari solusi bijak. Memang saat ini mereka baru semester 3, umur mereka pun belum genap 20 tahun. Tetapi membaca surat dari Salwa, membuktikan awal kesiapan Salwa untuk membina hubungan yang halal.

Malam harinya Radit memberanikan diri untuk berbicara kepada orang tuanya.

Ummi, Abi... Ada yang Radit mau bicarakan
Wah... tumben kamu serius seperti ini, ada apa Dit?
Emmm... begini Mi... sebenarnya Radit...

Belum selesai Radit melanjutkan pembicaraannya itu, Ummi pun langsung berkomentar lebih lanjut.

Radit, kamu kan sekarang kuliah sudah semester 3. Ummi dan Abi punya harapan yang besar terhadap kamu. Setelah kuliah nanti, bagaimana kalau kamu fokus dulu untuk membantu adik-adik perempuan kamu. Jadi jangan langsung menikah dulu ya Dit”, Ummi pun sambil tersenyum saat berkata demikian.

Oh... tiba-tiba Radit pun tidak berani untuk melanjutkan niatnya membicarakan hal itu. Karena ucapan dari Ummi sudah jelas akan hal itu. Ya... Radit dipercayakan untuk ikut andil mengasuh kedua adik perempuannya. Radit pun bingung dan kegelisahannya makin bertambah.

Hari kian malam... Rasanya untuk memejamkan mata, ia pun tak mampu. Malam hari itu ia berpikir keras, bagaimana solusi yang tepat sementara cinta dalam hatinya tetaplah bergelora. Resah sekali rasanya... Tidak terasa adzan subuh pun berkumandang, terkejut Radit... Waktu berlalu cepat... Ia bersegara mandi dan solat, setelah itu lekas berangkat kuliah seperti biasa.

Tepat saja, ketika awal perkuliahan dilihatnya Salwa dari tempat duduknya di sudut kelas. Salwa yang tidak bersemangat seperti biasanya. Mungkin Salwa juga resah dan gelisah, sama seperti yang Radit rasakan. Mereka tidak saling bertegur sapa, hanya diam seribu bahasa. Seolah-olah ada penghalang besar di antara mereka berdua.

Sudah lebih dari seminggu Radit dan Salwa tidak berkomunikasi seperti biasa, mereka terlihat cenderung kaku. Bukang hanya di kampus, tapi di luar kampus. Mungkin ini adalah akibat dari permasalah hati di antara mereka. Disalah satu pihak mereka saling memiliki ikatan perasaan, tetapi di lain pihak mereka tau itu adalah hubungan terlarang. Mereka takut akan hubungan yang tidak halal tersebut yang akan menjerumuskan mereka ke dalam jurang dosa.

Siang setelah selesai perkuliahan, Radit pergi ke rumah Mba Rina. Mba Rina merupakan saudara sepupu yang dekat dengannya. Mba Rina adalah wanita dewasa yang lemah lembut dan penyabar. Ia adalah sarjana lulusan Psikologi di kampus yang sama dengan Radit. Saat dikampus, Mba Rina adalah orang yang aktif dalam banyak kegiatan kampus dan juga bekerja sebagai konsultan remaja di salah satu bimbingan belajar ternama. Ia bermaksud untuk menceritakan permasalahnnya dan berharap ada jalan keluar yang baik terhadap hubunganya dengan Salwa.

Sesampainya di sana, ia langsung bertemu Mba Rina yang sedang libur kerja. Radit pun tidak membuang waktunya. Ia menceritakan permasalahan yang sekarang melandanya kepada Mba Rina.

Mba Rina, jadi begitulah permasalahan ku itu. Mba ada saran?

Dengan tersenyum dan suara yang lembut Mba Rina pun berkata, “Dit, kamu itu sudah cukup dewasa. Mba yakin kamu bisa menghadapi permasalahan ini. Sebenarnya beberapa kali Mba menemukan permasalah yang serupa dengan kamu di tempat kerjaan Mba. Begini, sekarang katakanlah yang sejujurnya kepada Salwa. Itu adalah solusi konkret yang bisa Mba kasih saat ini

Gundah gulana masih menyelimuti hati Radit... Tetapi sebagai laki-laki, ia harus bisa bersikap gentlemen. Ia himpung keberaniannya untuk menelepon Salwa. Debaran jantung Radit makin cepat, maklum saja sudah lebih dari 1 minggu mereka tidak berkomunikasi. Tombol-tombol di telepon genggam pun mulai di tekannya dengan perlahan.

Bismillah
Assalamu’alaikum Salwa. Apa kabar?
Waalaikumsalam Dit. Alhamdulillah aku baik. Kamu bagaimana?
Alhamdulillah aku juga
...

Pembicaraan awal mereka sangat hambar dan kadang sekali-kali mereka diam seketika. Tak tau apa yang ingin dibicarakan dan sampai akhirnya Radit pun berkata...

Wa, sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan, berhubungan dengan surat mu itu
...

Salwa pun diam dan menyimak kata demi kata yang Radit ucapkan.
...

Aku sudah membicarakan kepada orang tua ku. Dan mereka belum mengijinkan aku untuk menikah dalam waktu dekat ini. Aku diamanahkan untuk mengurus kedua adik perempuan ku selepas kuliah nanti”.
...

Malam terasa makin sunyi sepi, Salwa pun hanya terdiam...

"Salwa, maaf kan aku yang selama ini mendzolimi diri mu. Aku tak bermaksud demikian. Aku juga tidak akan membelenggu mu dan menunggu akan suatu ketidak pastian. Semoga ada laki-laki yang terbaik bagi mu yang akan mempersunting kamu”.
...

Tak terasa air mata Salwa jatuh dan isak tangis pun terdengar samar-samar. Tetapi Salwa tetap tegar.

Salwa, kamu menagis? Maafkan aku

Ngga apa ko’ Dit. Kamu adalah laki-laki pertama yang membuat aku menangis dan mendengar aku menangis. Sebelumnya aku belum pernah seperti ini, karena aku terus mencoba menjaga hati ku. tetapi lain dengan sekarang. Mungkin cukup itu saja ya Dit. Aku mau beristirahat dulu”.
...

Pembicaraan mereka pun selesai. Ada rasa lega tetapi bercampur dengan sedih. Dalam hati Radit pun berujar, (“Mafkan aku Salwa, bukan maksud ku untuk seperti itu. Aku tau awalnya kita sudah salah. Tetapi….. entahlah aku bingung sendiri. Walaupun demikia rasa ini masih ku miliki, mungkin juga seperti mu. Hati ku sakit”).

Hari kian berlalu, hubungan mereka tidak seperti dulu. Sekarang hanya banyak saling diam dan hanya bertegur sapa seperlunya. Terlalu jarang tawa dan canda seperti dulu mereka hadirkan lagi. Masing-masing mereka fokus kepada studi perkuliahan, tetapi isi hati mereka masih sama. Mereka masih saling memendam rasa, ya... rasa dulu yang sekarang tak pernah mereka ungkapkan lagi. Rasa tersebut tersimpan dalam benak mereka. Kadang kala ketika bertemu, muncul secara tiba-tiba rasa itu, mereka berdua saling menahan rasa itu agar tidak kembali ke jalan yang salah .

Salwa hanyanyalah manusia biasa seperti hal layak lainnya. Terkadang rasa itu sulit untuk dibendungnnya. Walaupun mereka sudah memutuskan tidak lagi ada hubungan spesial antara mereka, tetapi tetap saja. Hati ini menyimpan sejuta misteri.

Malam hari setelah solat isya Salwa dan Kakaknya Teh Respi mengobrol santai dan sampai akhirnya terungkaplah hati sang adik. Teh Respi pun mengerti akan hal yang melanda adiknya. Dengan sedikit canda merekapun saling bercerita satu sama lain.

Teh, begitulah kisah nya. Gimana ya, jujur aku masih ada rasa dengan Radit, mungkin sama seperti dulu. Tetapi aku tetap menahannya, karena aku takut Teh”.

Dasar anak muda”, canda Teh Respi.

Ihhh,, teteh mah diajak ngomong serius malah becanda... gimana ya teh...

Ini menurut Teteh ya Wa’… kenapa ngga di halalin aja. Kalian menikah gitu

Aku dulu juga sudah membahasnya Teh, tetapi Radit belum diijinkan menikah selepasnya kuliah dan diamanahkan oleh orang tuanya untuk mengurusi kedua adiknya

Oo... begitu ya... ya kalian untuk sementara jaga jarak terlebih dulu, sampai waktunya nanti

Aku sudah melakukannya Teh sampai sekarang, tapi semakin lama semakin ada yang mengganjal di hati ku. Mungkin juga dengan dirinya. Aku takut medodai hati ini lagi Teh

Ada saran Teteh yang terakhir... Mmmm... Patahkan saja hatinya

Astaghfirullah... Teteh ko’ sarannya kaya’ gitu?”

Iya, Wa. Ketika salah satu diantara kalian patah hatinya maka kalian akan sadar bahwasanya cinta kalian itu karena nafsu atau penjagaan hati. Mungkin akan lebih baik jika diantara kalian berdua menikah dengan orang lain
...

Setelah itu Salwa pun tidak melanjutkan pembahasan tentang hal tersebut dan Teh Respi mengalihkan dengan topik pembicaraan yang lain. Memang masalah hati itu sangat sensitif.

Akhirnya masa kelulusan pun tiba, Salwa tepat menyelesaikan kuliahnya 4 tahun sedangkan Radit masih berkutat di skripsi dan wirausahanya. Perjalanan hidup mereka masing-masing pun berlanjut. Salwa memperoleh pekerjaan dibidang pendidikan.

Sampai pada suatu hari, ada seorang pemuda yang berniat berta’aruf dengan Salwa. Pemuda itu 2 tahun lebih tua dari Salwa, ia adalah orang yang soleh, baik dan mapan. Awal nya Salwa pun ragu, tetapi berkat saran dan dorongan dari orang tua dan kakaknya, Salwa memberanikan diri dalam proses ta’aruf.
...

Waktu menunjukkan pukul 02.30 WIB. Salwa pun terbangun dari tidurnya dan melaksakanan solat istikharah. Dengan khusuknya ia beribadah dan berdoa.

Ya Allah... berikanlah aku yang terbaik menurut Mu. Aku bingung dalam memutuskan hal ini. Maka berikanlah aku petunjuk-Mu

Dan di saat bersamaan Radit juga melaksanakan ibadah dengan khusuknya dan berdo’a.
Ya.. Allah. Penguasa hati ini. Berikanlah hamba jalan yang terbaik. Jika Salwa adalah terbaik untuk hamba, maka dekatkanlah. Apa bila tidak, maka berikanlah masing-masing kami yang terbaik menurut-Mu ya Rabb

Seminggu setelah itu benar saja. Terjawab sudah teka-teki rahasia hati itu. Akhirnya Salwa dikhitbah oleh pria lain yang bernama Rudi. Mereka akan melaksanakan pernikahannya seminggu setelah proses lamaran. Radit pun sedikit terkejut akan berita itu, tetapi ia memang telah mempersiapkan hatinya dengan segala hal yang terjadi. Mungkin ini adalah yang terbaik.

Dalam hati kecil Salwa...
Radit, maaf kan aku. Yang telah memilih pria lain untuk mendampingi hidup ku. Sunggu aku tidak berniat sama sekali untuk melakukan hal ini. Mungkin ini sudah kehendak dari Allah SWT akan perjalanan hidup kita. ternyata kita tidak dapat bersatu dalam bingkau ikatan suci. Mungkin benar apa yang dikatakan Teh Respi, dengan mematahkan hati salah satu diantara kita. Kita dapat mengetahui sebenarnya cinta seperti apakah itu. Maaf kan aku Dit. Semoga kamu diberikan jodoh pendamping hidup yang sholeha dan yang kamu butuh kan

Radit pun tak sedikit pun kecewa akan hal itu, karena ia telah menyerahkannya semua pada Sang Kuasa.

Ya Allah... terima kasih, itu adalah kepastian yang aku terima. Kuatkanlah hati hamba-Mu ini ya Allah. Terima kasih telah memberikannya yang terbaik, semoga mereka menjadi keluarga yang indah.

Salwa, aku hanya katakan terimakasih kasih atas semua. Dulu kamu adalah wanita yang menghiasi hidupku dengan bunga keindahan, walaupun sekarang telah dimiliki orang lain. Terima kasih atas semua nya. Semoga rasa cinta sayang ini, memberikan pelajaran berharga untukku dan untuk mu”.

Terkadang cinta tak harus memiliki. Ketika kita jatuh hati pada seseorang, belum tentu seseorang tersebut adalah jodoh yang tepat untuk kita. Banyak rahasia dibalik cinta yang memiliki tabir misteri, kadangkala cinta itu indah tapi bisa juga dapat menyakitkan. Maka seindah-indahnya cinta adalah cinta kepada Sang Pencipta. Karena hanya kepada-Nya kita bergantung dan hanya kepada-Nya lah kita berlindung.

Dan bagaimana dengan kisah anda???


- - - - - - -

ana sharing dari sini

- - - - - - -
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

dia tidak terkenal dibumi tapi dia terkenal dilangit siapakah dia??

Sabtu, 27 November 2010

| | | 0 komentar
DIA ADALAH
Uwais al-Qarny

Uwais Al-Qarny (: أويس القرني) (meninggal 657) adalah penduduk dari Qaran di Yaman.


Keutamaan Uwais al-Qarny

Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa'at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa'at sejumlah qobilah Robi'ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya. Dia adalah "Uwais al-Qarni". Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.

Seorang fuqoha' negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata, "Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri".



Biografi

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al-Qur'an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit.

Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.

Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur.

Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam.

Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah "bertamu dan bertemu" dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum. Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.

Di ceritakan ketika terjadi Pertempuran Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat?

Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa. Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya.

Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata, "Pergilah wahai anakku! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang". Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.

Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina 'Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais.

Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang.

Tapi, kapankah beliau pulang? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,"Engkau harus lekas pulang".

Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina 'Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.

Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina 'Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina 'Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Rasulullah SAW bersabda : "Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya." Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib k.w. dan sayyidina [Umar bin Khattab] r.a. dan bersabda, "Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do'a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi".

Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkanKhalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Ia segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka.

Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan salat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ? "Abdullah", jawab Uwais.

Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan, "Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?" Uwais kemudian berkata, "Nama saya Uwais al-Qorni".

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo'akan untuk mereka.

Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah, "Sayalah yang harus meminta do'a kepada kalian". Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata, "Kami datang ke sini untuk mohon do'a dan istighfar dari anda".

Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo'a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata, "Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi".

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais, waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan salat di atas air.

Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. "Wahai waliyullah, Tolonglah kami!" tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi, "Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!" Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata,

"Apa yang terjadi?"

"Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak?" tanya kami.

"Dekatkanlah diri kalian pada Allah!" katanya.

"Kami telah melakukannya."

"Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaani rrohiim!"

Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut.

Lalu orang itu berkata pada kami, "Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat". "Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan?"Tanya kami.

"Uwais al-Qorni". Jawabnya dengan singkat.

Kemudian kami berkata lagi kepadanya, "Sesungguhnya harta yang ada dikapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir."

"Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?" tanyanya.

"Ya!" jawab kami. Orang itu pun melaksanakan salat dua rakaat di atas air, lalu berdo'a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke Rahmatullah.

Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya.

Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, "ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya." (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)

Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang.

Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, "Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya." Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa "Uwais al-Qorni" ternyata ia tak terkenal di bumi tapi terkenal di langit.


- - - - - - -

semoga kelak kita kan berjumpa dengan beliau.. Amiin Ya Allah..
ana sharing dari sini

- - - - - - -
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Surat cinta pecinta sepertiga malam

| | | 0 komentar
Surat Cinta Dari Manusia-Manusia Yang Malamnya Penuh Cinta

Wahai orang-orang yang terpejam matanya, perkenankanlah kami manusia-manusia malam menuliskan sebuah surat cinta kepadamu. Seperti halnya cinta kami pada waktu malam-malam yang kami rajut di sepertiga terakhir. Atau seperti cinta kami pada keagungan dan rahasiaNya yang penuh pesona. Kami tahu dirimu bersusah payah lepas tengah hari berharap intan dan mutiara dunia. Namun kami tak perlu bersusah payah. sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiara dari surga.

Wahai orang-orang yang terlelap, sungguh nikmat malam-malammu, gelapnya yang pekat membuat matamu tak mampu melihat energi cahaya yang tersembunyi di baliknya. Sunyi senyapnya membuat dirimu hanyut tak menghiraukan seruan cinta. Dinginnya yang merasuk semakin membuat dirimu terlena, menikmati tidurmu diatas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya.

Wahai orang-orang yang terlena, ketahuilah, kami tidak seperti dirimu! Yang setiap malam terpejam matanya, yang terlelap pulas tak terkira. Atau yang terlena oleh suasananya yang begitu menggoda. Kami tidak sepeti dirimu!! kami adalah para perindu kamar di surga. Tak pernahkah kau dengar Sang Insan Kamil, Rasulullah SAW bersabda: "sesungguhnya di surga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang-orang yang memerlukan, menyebarkan salam serta mendirikan sholat pada saat manusia terlelap dalam tidur malam." itulah sebuah kamar yang menakjubkan bagi kami dan orang-orang yang mendirikann sholat pada saat manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.

Wahai orang-orang yang tergoda, begitu kuatkah syetan mengikat tengkuk lehermu saat kau tidur? ya sangat kuat, tiga ikatan kuat di tengkuk lehermu, dia lalu menepuk setiap ikatan sambil berkata "Hai manusia sadarlah, engkau masih punya malam panjang, maka tidurlah!!" "Hei sadarlah, sadarlah jangan kau dengarkan dia, itu tipu muslihatnya, syetan itu berbohong kepadamu, maka bangunlah! bangkitlah kerahkan kekutaanmu untuk menangkal godaannya. Sebutlah nama Allah, maka akan lepas ikatan yang pertama, kemudian berwudhulah maka akan lepas ikatan yang kedua, dan terakhir sholatlah, sholat seperti kami maka akan lepaslah semua ikatan-ikatan itu.

Wahai orang-orang yang masih terlena, masihkah kau menikmati malam-malammu dengan kepulasan? masihkah? adakah tergerak hatimu untuk bangkit, bersegera mendekat kepadaNya, memohon ampunanNya walaupun hanya dengan dua rakaat? Tidakkah kau tahu, bahwa Dia berkata. "Akulah Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa yang memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni," Dia terus berkata demikian hingga fajar merekah.

Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia, bagi kami manusia-manusia malam, dunia ini sungguh tak ada artinya. Malamlah yang memberi kami kehidupan sesungguhnya, sebab malam bagi kami adalah malam-malam yang penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap? Apakah kau menginginkan kehidupan sesungguhnya? maka ikutilah jejak kami, manusia-manusia malam, kelak kau akan temukan cahaya di sana, di waktu sepertiga malam. Namun jika kau masih ingin terlelap, nikmatilah tidurmu diatas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal gulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya, maka surat cinta kami ini sungguh tak berarti apa-apa bagimu.

Semoga Allah mempertemukan kita di sana, di surgaNya, mendapati dirimu dan diri kami dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Amiin


- - - - - - -

ana sharing dari sini

- - - - - - -
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

say "NO!!!" to Mesra Ala Aktivis..

| | | 0 komentar
“Shalat malam, Ukhti…”
Sebuah SMS mampir ke sebuah telepon seluler seorang akhwat pada awal sepertiga malam terakhir. SMS seperti ini tentu saja baik. Namun akan lain artinya jika yang mengirim ikhwan.

Bisa-bisa yang menerima jadi lebih tersentuh, terharu, berbunga-bunga, dan lebih suka… (Gimana… benar nggak?)

Alhamdulillah, di akhir zaman yang penuh cobaan, kita masih bisa melihat pemuda-pemudi, remaja-remaji semangat menggerakkan kegiatan Islam: menuntut ilmu, mengamalkan, dan mengajarkannya.

Bukan setan kalau tidak menggoda manusia. Di ladang dakwah para pemuda, ia pun tidak tinggal diam. Salah satu yang ia sambangi adalah gelora ketertarikan antar muda-mudi. Aktivis dakwah juga manusia biasa: mempunyai rasa tertarik dan membutuhkan lawan jenis.

Tidak bisa dipungkiri, sebagian kegiatan Islam memungkinkan persinggungan antara aktivis yang berbeda jenis. Inilah yang dimanfaatkan setan. Yang sebelumnya tidak tahu menjadi kenal. Dari kenal jadi sering berinteraksi. Dari sering berinteraksi akhirnya tumbuh rasa suka. Dari sekedar suka menjadi intens berhubungan. Jadilah dua aktivis lain jenis ini PACARAN ( terselubung ). Hakikatnya tak beda dengan mereka yang di tempat lain, cuma mereka aktivis.



Nah , Inilah beberapa media dan sarana yang bisa menjadikan cinta aktivis semakin menggelora:


1. RAPAT dan DISKUSI

Rapat atau diskusi antar aktivis yang diadakan tanpa hijab/tabir. Se-’aktivis’ bagaimanapun, kalau berhadapan dengan lain jenis tanpa tabir, ditambah hadirnya setan, sekali dua kali sangat mungkin tergoda untuk curi-curi pandang. Lagian yang dipandang tidak hanya diam. Masing-masing peserta akan saling lihat gaya bicara, mimik, serta bahasa tubuh. Hal-hal seperti ini juga memungkinkan untuk menarik hati.


2. PONSEL dan INTERNET

Teknologi saat ini seakan pisau bermata dua: bisa untuk kebaikan, bisa juga untuk kejahatan. Alat yang seharusnya oleh para aktivis digunakan untuk kebaikan saja, jadi ditunggangi kejahatan. Memang, setan tidak vulgar untuk menjerumuskan. Dengan lembutnya, setan mendorong mereka untuk mengirimkan SMS bernuansa kebaikan, nasehat, dan dakwah:

”Kirimkan ucapan doa. Kan dia baru ditimpa musibah”,

”Berikan dukungan atas perjuangannya”,

”Bangunkan dia untuk shalat malam”,

”Kirimi hadits tentang ini dan itu”, dan sebagainya.


Tapi apa niat di hati ketika mengirimkan nasehat itu? Bagaimana pula suasana hati penerima ketika menerimanya?

Beberapa saat kemudian, saling SMS pun tak hanya berisikan nasehat kebaikan. Setan meningkatkan muslihatnya. Jadilah SMS antar aktivis lain jenis berisi canda dan goda. Masalah yang bisa diselesaikan antar sesama jenis, jadi dicurhatkan ke si dia. Hati semakin terjerat oleh maksiat. Setan yang tertawa-tawa.

Internet, teknologi yang satu ini tak jauh beda nasibnya dengan yang di atas. Sebagaimana ponsel, internet menyediakan layanan antar pribadi, seperti chatting, email, dan personal message.

Jadi, hati-hati! Kalau sudah ada keinginan ’curhat pribadi’ dengan si dia, jangan-jangan hubungan sudah naik level.


3. RIHLAH dan TRAINING

Dalam pelatihan-pelatihan motivasi, peserta bisanya diminta saling membuat gerakan secara lebih bebas, teriakan-teriakan lebih lepas, ketawa-ketiwi juga lebih terdengar. Terlebih lagi dilakukan berkelompk. Gara-gara berkelompok, rasa malu lebih bisa terkikis. Coba perhatikan, nggak ada kan orang yang sendirian lompat-lompat, melempar bola, berteriak, dan tertawa-tawa. Kalau sendirian, pasti malu.

Kecuali pemain teater/sandiwara atau orang gila. Rusaknya, hal yang sudah rusak ini bisa dilihat lain jenis. Setan jadi lebih leluasa. Kata-kata pun meluncur:

”Aduuh.. lucunya kalau dia yang lempar bola”,

”Iiiiih... senyumnya... maniiiis deh”,

”Si dia pendiam rupanya. Malu-malu kucingnya itu bikin gemezzzz...”,
dan sebagainya.

Penggerak dakwah sering juga mengadakan rihlah. Acara ini juga menjadi kesempatan setan untuk memasang jebakan.

Dan yang tak kalah merusak adalah fenomena nasyid dan konser. Sedikit banyak ada saja akhwat yang mengidolakan para munsyid (pendendang lagu). Berapa yang memegang kamera untuk memotret artis idola mereka? Belum lagi, antara penonton akhwat dan ikhwan masih bisa saling pelirak-pelirik.


Kok bisa ya, aktivis jatuh cinta dan pacaran?

Memang rasa suka dan membutuhkan lain jenis itu normal. Namun yang perlu diatur adalah cara menyalurkannya. Contoh-contoh di atas tentu bukan cara penyaluran yang baik. Sebab fenomena ini adalah lemahnya iman para aktivis. Gara-gara nggak tahu agama, dipikirnya hubungan mesra aktivis boleh-boleh dan biasa-biasa saja, dengan alasan: ”Lho, ini kan bagian dari dakwah”, ”Tapi kan saya pakai hijab”.

Inilah contoh ketidaktahuannya. Atau bisa jadi sudah tahu, tapi lebih suka menuruti hawa nafsu.


Lingkungan juga berperan banyak. Kalau lingkungannnya cenderung membawa kerusakan dan kita tidak mampu untuk memperbaikinya, kita tinggalkan saja daripada nanti terpengaruh. Sebelumnya, sebaiknya kita menasehati dulu semampunya. Lingkungan jadi baik, itulah yang kita harapkan.

Semoga Allah memberi kita keteguhan di atas kebenaran. Aamiin... 


- - - - - - -

yap gimana komennya temen temen aktivis?? ada yang pernah ngalamin?? jujur sayapun pernah, dan baru menyadarinya setelah membaca ini.. terimakasih kepada pembuat note yang telah mengingatkan kepada yang seharusnya dijauhkan dari perbuatan yang kurang baik tersebut.. mari sesama aktivis kita saling mengingatkan and say "NO!! to mesra ala aktivis".. semoga ketidaktahuan kita dimasa lalu, tidak terulangi lagi dan diampunkan oleh Maha Pemurah, yaitu Allah Subhanahu Wata'ala. Amiin Allahumma Amiin.. jauhilah apa apa yang indah InsyaAllah mendapatkan yang indah pada akhirnya, Amiin..
- - - - - - -
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Sebuah Cinta Abadi Yang Pernah Ada di Bumi..

| | | 0 komentar
Sebuah kisah Cinta Sejati, Kisah nyata yg pernah terjadi di Bumi ini…

Sekian ratus tahun yang lalu… Di malam yang sunyi, di dalam rumah sederhana yang tidak seberapa luasnya… seorang istri tengah menunggu kepulangan suaminya. Tak biasanya sang suami pulang larut malam. Sang istri bingung…. hari sudah larut dan ia sudah sangat kelelahan dan mengantuk. Namun, tak terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk segera tidur dan terlelap di tempat tidur suaminya. Dengan setia ia ingin tetap menunggu… namun, rasa ngantuk semakin menjadi-jadi dan Sang suami tercinta belum juga datang. Tak berapa lama kemudian…

seorang laki-laki yang sangat berwibawa lagi luhur budinya tiba di rumahnya yang sederhana. Laki-laki ini adalah suami dari sang istri tersebut. Malam ini beliau pulang lebih lambat dari biasanya, kelelahan dan penat sangat terasa. Namun, ketika akan mengetuk pintu… terpikir olehnya Sang istri yang tengah terlelap tidur…. ah, sungguh ia tak ingin membangunkannya. Tanpa pikir panjang, ia tak jadi mengetuk pintu dan seketika itu juga menggelar sorbannya di depan pintu dan berbaring diatasnya. Dengan kelembutan hati yang tak ingin membangunkan istri terkasihnya, Sang suami lebih memilih tidur di luar rumah.. di depan pintu… dengan udara malam yang dingin melilit… hanya beralaskan selembar sorban tipis. Penat dan lelah beraktifitas seharian, dingin malam yang menggigit tulang ia hadapi.. karena tak ingin membangunkan istri tercinta. Subhanallah…

Dan ternyata, di dalam rumah.. persis dibalik pintu tempat sang suami menggelar sorban dan berbaring diatasnya.. Sang istri masih menunggu, hingga terlelap dan bersandar sang istri di balik pintu. Tak terlintas sedikitpun dalam pikirinnya tuk berbaring di tempat tidur, sementara suaminya belum juga pulang. Namun, karena khawatir rasa kantuknya tak tertahan dan tidak mendengar ketukan pintu Sang suami ketika pulang, ia memutuskan tuk menunggu Sang suami di depan pintu dari dalam rumahnya.

malam itu… tanpa saling mengetahui, sepasang suami istri tersebut tertidur berdampingan di kedua sisi pintu rumah mereka yang sederhana… karena kasih dan rasa hormat terhadap pasangan.. Sang Istri rela mengorbankan diri terlelap di pintu demi kesetiaan serta hormat pada Sang suami dan Sang suami mengorbankan diri tidur di pintu demi rasa kasih dan kelembutan pada Sang istri.

dan Nun jauh di langit…. ratusan ribu malaikat pun bertasbih…. menyaksikan kedua sejoli tersebut…

SUBHANALLAH WABIHAMDIH

betapa suci dan mulia rasa cinta kasih yang mereka bina terlukis indah dalam ukiran akhlak yang begitu mempesona… saling mengasihi, saling mencintai, saling menyayangi dan saling menghormati…

Tahukah Anda… siapa mereka..?

Sang suami adalah Muhammad bin Abdullah, Rasulullah SAW dan Sang istri adalah Sayyidatuna Aisyah RA binti Abu Bakar As-Sidiq. Merekalah sepasang kekasih teladan, suami istri dambaan, dan merekalah pemimpin para manusia, laki-laki dan perempuan di dunia dan akhirat.

Semoga rahmat ALLAH senantiasa tercurah bagi keduanya, dan mengumpulkan jiwa kita bersama Rasulullah SAW dan Sayyidatuna Aisyah RA dalam surgaNYA kelak. dan Semoga ALLAH SWT memberi kita taufiq dan hidayah tuk bisa meneladani kedua manusia mulia tersebut. Amiin…amiin ya rabbal’alamiin


- - - - - - -

sebarkanlah ilmu walaupun hanya satu kalimat..
semoga motto kita sama.. syukron.. wassalamualaikum..

ana sharing dari sini

- - - - - - - -
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO