Penulis asli: Ummu Rumman Siti Fatimah
Muraja’ah: ustadz Abu Salman
Bahasa tulisan : ana sendiri (mohon izinnya bahasanya aga berubah sedikit)
Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya”. Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya’." Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, "Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu". Wanita itu menjawab, "Aku pilih bersabar". Lalu ia melanjutkan perkataannya, "Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap."
Maka Nabi pun mendoakannya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah.. Yang luasnya seluas langit dan bumi.. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan....... SUBHANALLAH!! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan. Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi..
Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas kepada muridnya, Atha bin Abi Rabah, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”. Aku menjawab, “Ya”. Ibnu Abbas berkata, “Wanita hitam itulah….dst”.
Wahai saudariku.. Tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu? Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga? Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam?
Tidak!! Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam..
Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali.. kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya. Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.. subhanallah..
Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya? Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-noda hitam kemaksiatan.. (semoga Allah Memberi mereka petunjuk.. Amiin).
Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Dan kecantikan fisik dapat mudah hilang sekejap atas kuasa Allah. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu. Insyaallah kau lebih cantik melebihi wanita tercantik didunia..
Wahai saudariku, wanita hitam itu menderita penyakit ayan sehingga ia datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya. Seorang muslim boleh berusaha demi kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Asalkan cara yang dilakukannya tidak melanggar syariat. Salah satunya adalah dengan doa. Baik doa yang dipanjatkan sendiri, maupun meminta didoakan orang shalih yang masih hidup. Dan dalam hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammemiliki keistimewaan berupa doa-doanya yang dikabulkan oleh Allah.
Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.”
Saudariku, penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan. Terlebih penyakit itu diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang sering ditanggung para penderita penyakit ayan karena banyak anggota masyarakat yang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.
Tapi, lihatlah perkataannya. Apakah engkau lihat satu kata saja yang menunjukkan bahwa ia benci terhadap takdir yang menimpanya??? Apakah ia mengeluhkan betapa menderitanya ia??? ??? Dan jawabannya adalah.. TIDAK!! bukan itu yang ia keluhkan. Justru ia mengeluhkan auratnya yang tersingkap saat penyakitnya kambuh.
Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit. Inilah salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya.. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela hati membuka auratnya???
Saudariku, dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu”.. Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar”.
Wanita itu lebih memilih bersabar walaupun harus menderita penyakit ayan agar bisa menjadi penghuni surga. Salah satu ciri wanita shalihah yang ditunjukkan oleh wanita itu lagi, bersabar menghadapi cobaan dengan kesabaran yang baik.
Saudariku, terkadang seorang hamba tidak mampu mencapai kedudukan kedudukan mulia di sisi Allah dengan seluruh amalan perbuatannya. Maka, Allah akan terus memberikan cobaan kepada hamba tersebut dengan suatu hal yang tidak disukainya. Kemudian Allah Memberi kesabaran kepadanya untuk menghadapi cobaan tersebut. Sehingga, dengan kesabarannya dalam menghadapi cobaan, sang hamba mencapai kedudukan mulia yang sebelumnya ia tidak dapat mencapainya dengan amalannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk seorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya, lalu Allah akan menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.” (HR. Imam Ahmad. Dan hadits ini terdapat dalam silsilah Al-Haadits Ash-shahihah 2599)
Maka, saat cobaan menimpa, berusahalah untuk bersabar. Kita berharap, dengan kesabaran kita dalam menghadapi cobaan Allah akan Mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya.. Amiin, semoga kita selalu bersabar..
Lalu wanita itu melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa kepada Allah agar auratnya tidak tersingkap. Wanita itu tetap menderita ayan akan tetapi auratnya tidak tersingkap.
Wahai saudariku, seorang wanita yang ingatannya sedang dalam keadaan tidak sadar, kemudian auratnya tak sengaja terbuka, maka tak ada dosa baginya. Karena hal ini di luar kemampuannya. Akan tetapi, lihatlah wanita tersebut. Bahkan di saat sakitnya, ia ingin auratnya tetap tertutup. Di saat ia sedang tak sadar disebabkan penyakitnya, ia ingin kehormatannya sebagai muslimah tetap terjaga. BAGAIMANA dengan wanita zaman sekarang yang secara sadar justru membuka auratnya dan sama sekali tak merasa malu bila ada lelaki yang melihatnya??? Maka, masihkah tersisa kehormatannya sebagai seorang muslimah??? Anda bisa pikirkan sendiri jawabannya..
Saudariku, semoga kita bisa belajar dan mengambil manfaat dari wanita penghuni surga tersebut. Amiin..
Wallahu Ta’ala a’lam.
Marji’:Syarah Riyadhush Shalihin (terj). Jilid 1. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin.
Cetakan ke-3. Penerbit Darul Falah. 2007 M.
***
Artikel muslimah.or.id
- - - - - - -
semoga tulisan ini bermanfaat untuk para akhwat yang dicintai Allah SWT.. dan walaupun hanya sedikit, semoga bermanfaat..
baca juga artikel :
^ untuk wanita..
^ ketika hati masih ragu untuk berjilbab..
^ busana muslimah tapi ketat, ko bisa?? kita ulas balik..
^ pakaian yang mesti engkau pakai, saudariku..
^ wanita yang berpakaian tapi telanjang..
^ buat para ukhti yang merasa aneh memakai cadar, dan ikhwan yang bingung melihat nisa bercadar..
^ masih adakah wanita seperti Khaulah Al Azwar??
sebarkanlah ilmu walaupun hanya satu kalimat..
semoga motto kita sama.. syukron.. wassalamualaikum..
- - - - - - -
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
SEO
apakah yang sudah anda perbuat untuk saudara kita??
Sumbangan tsunami hasil keputusan musyawarah antara ulama dan rakyat Palestina, baik yang ada di Jalur Gaza maupun di Suriah
Hidayatullah.com--Seperti sudah direncanakan, biarpun hidup di bawah penjajahan dan teror Israel, para pengungsi Palestina di Suriah dan Gaza masih sempat mengirimkan bantuan dana untuk saudara-saudaranya korban Tsunami di Mentawai dan korban letusan Gunung Merapi di Yogyakarta.
“Kami tahu, jumlah ini tidak seberapa dibandingkan kesusahan yang sedang dialami saudara-saudara kami di Mentawai dan Merapi. Tapi terimalah ini sebagai tanda cinta kami. Kita satu tubuh. Kalian sakit, kami ikut sakit, sebagaimana kalian merasa sakit ketika melihat kami sakit dan menderita karena dijajah Israel,” demikian kata Ziad Said Mahmud, kordinator bantuan kemanusiaan internasional Palestina kepada Sahabat Al-Aqsha semalam lewat telepon.
Ziad asal Gaza yang juga Direktur Al-Sarraa Foundation menambahkan, sumbangan itu hasil keputusan musyawarah antara ulama dan rakyat Palestina, baik yang ada di Jalur Gaza maupun di Suriah.
Bantuan untuk korban Tsunami di Mentawai sebesar 2 ribu dolar disampaikan lewat Ustadz Ferry Nur, Ketua KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina), sedangkan bantuan untuk korban letusan Gunung Merapi juga sebesar 2 ribu dolar disampaikan lewat Amirrul Iman, Direktur Operasional Sahabat Al-Aqsha.
“Ini bukan pertama kali,” kata Ust. Ferry Nur, “waktu terjadi gempa di Padang tahun lalu, mereka juga mengirim uang sebesar seribu dolar. Saya sendiri yang menyampaikannya ke saudara-saudara kita korban gempa itu di Pariaman.”
“Saya sampai nggak tahu mesti ngomong apa,” kata Amirrul Iman dengan suara lirih. “Kami sudah sampaikan kepada mereka (pengungsi Palestina di Suriah dan di Gaza), hidup kalian sudah susah. Cukup doakan para korban Tsunami dan Merapi agar semakin kuat imannya kepada Allah, dan diringankan penderitaannya. Nggak usah kirim-kirim uang segala. Tapi mereka tetap memaksa… (untuk mengirim uang).”
Ust. Ferry Nur dan Amirrul menyatakan akan segera menyampaikan amanah itu kepada para korban secepat mungkin. Insya Allah.* [SA/hidayatullah.com]
Sebagian anak-anak Palestina di kamp pengungsian An-Nairab di Aleppo, Suriah, yang Ramadhan lalu berbuka puasa dengan kiriman dana dari masyarakat Indonesia lewat Sahabat Al-Aqsha. Foto: Sahabatalaqsha.com
- - - - - - -
baiklah.. gimana respon hati anda setelah baca tulisan ini?? pertanyaannya adalah :
1. sudahkah kita membatu mereka?
2. apakah kita masih lebih kekurangan dari pada mereka?
3. masihkah kita mempunyai keluarga?
bila jawabannya seperti ini:
1. belum
2. ga juga sih
3. masi lengkap sampe nene kake masi ada
itu sama aja kita orang orang yang merugi dan tidak mensyukuri nikmat yang udah Allah berikan pada kita.. bayangin sodara sodara kita di PALESTINA yang mau tidur aja susah, jangankan tidur, makan aja susah.. mereka masi mau ngebantu sodara sodara mereka yang berada di INDONESIA yang sedang tertimpa musibah! apa iya ga tergerak hati anda?? dalam kondisi tertindas masi mikirin sodara sodara yang lagi kena musibah, nah bagaimana dengan anda?? masi bisa sekolah, berinteraksi dengan orang orang terdekat, masi punya keleuarga.. uang masi ada diselipan selipan dompet..... ayolah jangan mengkufuri nikmat yang uda diberikan oleh Allah, ulurkan tangan kita, mereka butuh bantuan kita.. walaupun hanya sesuap nasi yang kita beri, itu uda cukup banget buat mereka.. ya tapi itu cuma ibaratnyaa.. karena saya tau anda bisa memberi lebih dari itu.. mereka memang ga akan ngebales segala yang uda mereka terima, tapi inget..... masi ada yang MAHA PEMURAH yang akan ngebales semua, yaitu Allah SWT.. semoga kita bisa memberikan apa apa yang dapat meringankan beban mereka, syukur syukur bisa terjun langsung kelapangan.. semoga Allah membalas semuanya dan memasukkan mereka kedalam surga-Nya dengan syafaat-Nya.. Amiin,.
"sebarkanlah dakwah dengan cara yang baik walaupun hanya sedikit"
referensi dari..
- - - - - - -
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Hidayatullah.com--Seperti sudah direncanakan, biarpun hidup di bawah penjajahan dan teror Israel, para pengungsi Palestina di Suriah dan Gaza masih sempat mengirimkan bantuan dana untuk saudara-saudaranya korban Tsunami di Mentawai dan korban letusan Gunung Merapi di Yogyakarta.
“Kami tahu, jumlah ini tidak seberapa dibandingkan kesusahan yang sedang dialami saudara-saudara kami di Mentawai dan Merapi. Tapi terimalah ini sebagai tanda cinta kami. Kita satu tubuh. Kalian sakit, kami ikut sakit, sebagaimana kalian merasa sakit ketika melihat kami sakit dan menderita karena dijajah Israel,” demikian kata Ziad Said Mahmud, kordinator bantuan kemanusiaan internasional Palestina kepada Sahabat Al-Aqsha semalam lewat telepon.
Ziad asal Gaza yang juga Direktur Al-Sarraa Foundation menambahkan, sumbangan itu hasil keputusan musyawarah antara ulama dan rakyat Palestina, baik yang ada di Jalur Gaza maupun di Suriah.
Bantuan untuk korban Tsunami di Mentawai sebesar 2 ribu dolar disampaikan lewat Ustadz Ferry Nur, Ketua KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina), sedangkan bantuan untuk korban letusan Gunung Merapi juga sebesar 2 ribu dolar disampaikan lewat Amirrul Iman, Direktur Operasional Sahabat Al-Aqsha.
“Ini bukan pertama kali,” kata Ust. Ferry Nur, “waktu terjadi gempa di Padang tahun lalu, mereka juga mengirim uang sebesar seribu dolar. Saya sendiri yang menyampaikannya ke saudara-saudara kita korban gempa itu di Pariaman.”
“Saya sampai nggak tahu mesti ngomong apa,” kata Amirrul Iman dengan suara lirih. “Kami sudah sampaikan kepada mereka (pengungsi Palestina di Suriah dan di Gaza), hidup kalian sudah susah. Cukup doakan para korban Tsunami dan Merapi agar semakin kuat imannya kepada Allah, dan diringankan penderitaannya. Nggak usah kirim-kirim uang segala. Tapi mereka tetap memaksa… (untuk mengirim uang).”
Ust. Ferry Nur dan Amirrul menyatakan akan segera menyampaikan amanah itu kepada para korban secepat mungkin. Insya Allah.* [SA/hidayatullah.com]
Sebagian anak-anak Palestina di kamp pengungsian An-Nairab di Aleppo, Suriah, yang Ramadhan lalu berbuka puasa dengan kiriman dana dari masyarakat Indonesia lewat Sahabat Al-Aqsha. Foto: Sahabatalaqsha.com
- - - - - - -
baiklah.. gimana respon hati anda setelah baca tulisan ini?? pertanyaannya adalah :
1. sudahkah kita membatu mereka?
2. apakah kita masih lebih kekurangan dari pada mereka?
3. masihkah kita mempunyai keluarga?
bila jawabannya seperti ini:
1. belum
2. ga juga sih
3. masi lengkap sampe nene kake masi ada
itu sama aja kita orang orang yang merugi dan tidak mensyukuri nikmat yang udah Allah berikan pada kita.. bayangin sodara sodara kita di PALESTINA yang mau tidur aja susah, jangankan tidur, makan aja susah.. mereka masi mau ngebantu sodara sodara mereka yang berada di INDONESIA yang sedang tertimpa musibah! apa iya ga tergerak hati anda?? dalam kondisi tertindas masi mikirin sodara sodara yang lagi kena musibah, nah bagaimana dengan anda?? masi bisa sekolah, berinteraksi dengan orang orang terdekat, masi punya keleuarga.. uang masi ada diselipan selipan dompet..... ayolah jangan mengkufuri nikmat yang uda diberikan oleh Allah, ulurkan tangan kita, mereka butuh bantuan kita.. walaupun hanya sesuap nasi yang kita beri, itu uda cukup banget buat mereka.. ya tapi itu cuma ibaratnyaa.. karena saya tau anda bisa memberi lebih dari itu.. mereka memang ga akan ngebales segala yang uda mereka terima, tapi inget..... masi ada yang MAHA PEMURAH yang akan ngebales semua, yaitu Allah SWT.. semoga kita bisa memberikan apa apa yang dapat meringankan beban mereka, syukur syukur bisa terjun langsung kelapangan.. semoga Allah membalas semuanya dan memasukkan mereka kedalam surga-Nya dengan syafaat-Nya.. Amiin,.
"sebarkanlah dakwah dengan cara yang baik walaupun hanya sedikit"
referensi dari..
- - - - - - -
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
sikap umum bila diajak masuk islam
Di masa Nabi ada seorang pendeta Yahudi bernama Hushain bin Salam bin Harits. Ia percaya bahwa Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan Nabi di akhir zaman sebagimana diterangkan dalam riwayat Taurat dan Injil. Setelah kedatangan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ke Madinah iapun masuk Islam. Setelah memeluk Islam Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengubah namanya menjadi Abdullah bin Salam. Di bawah ini kami cuplik kisahnya berkenaan dengan hubungannya dengan kaum Yahudi sebagaimana ditulis oleh Munawar Chalil dalam bukunya ”Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad”.
Untuk membuktikan bahwa kaum Yahudi itu pendusta dan pengkhianat terhadap kebenaran, maka pada suatu hari Abdullah bin Salam diam-diam datang ke rumah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam. Ia minta kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam jika kaum Yahudi datang agar Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menanyakan pendapat mereka tentang dirinya (Abdullah bin Salam). Ia juga minta izin kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam agar dirinya boleh bersembunyi di suatu bilik saat kaum Yahudi bertemu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam.
Setelah kaum Yahudi berhadapan muka dengan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam, beliau bertanya: ”Bagaimana keadaan seorang lelaki yang bernama Hushain bin Salam?” Mereka berkata: ”Ia ada dalam kebaikan.”
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bertanya pula: ”Bagaimana pendapat kamu tentang dirinya?”
Mereka menjawab: ”Menurut kami, ia adalah tuan kami dan anak lelaki tuan kami. Ia adalah sebaik-baik orang kami dan sebaik-baik anak lelaki orang kami. Ia adalah semulia-mulia orang kami dan anak lelaki dari seorang yang paling alim dalam golongan kami, karena dewasa ini di kota Madinah tidak ada seorangpun yang melebihi kealimannya tentang kitab Allah (Taurat).”
Mereka terus memuji-muji Abdullah bin Salam. Setelah itu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Jadi, Hushain bin Salam itu adalah seorang dari golongan kalian yang paling terpandang segala-galanya menurut pendapat kalian?”
Mereka menjawab: ”Benar, Muhammad.”
Kemudian Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berseru: ”Hai Hushain bin Salam keluarlah!”
Keluarlah Abdullah bin Salam lalu mendekat ke Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan berseru kepada kaumnya: ”Hai golongan orang-orang Yahudi, hendaklah kalian semua takut kepada Allah! Terimalah dengan baik segala apa yang telah datang kepada kamu! Demi Allah, sesungguhnya kalian telah tahu bahwa beliau ini adalah pesuruh Allah yang kalian telah temukan dan kenali sifat-sifatnya di dalam kitab agama yang ada di sisi kalian. Sesungguhnya saya telah menyaksikan bahwa beliau ini adalah nabi dan pesuruh Allah sebab memang sebelumnya saya telah mengenal sifat-sifat beliau seperti tersebut dalam kitab Taurat. Maka kini saya telah percaya kepadanya, membenarkan segala yang dibawanya dan mengikuti semua seruannya.”
Mendengar ucapan Abdullah bin Salam, mereka dengan sangat menyesal menjawab: ”Oh tuan berdusta! Mengapa tuan berani berkata begitu?”
Abdullah menjawab: ”Celakalah kalian semua! Takutlah kalian kepada Allah! Apakah kamu semua tidak mengenal sifat-sifat beliau ini dalam kitab Tauratmu?”
Mereka berkata: ”Tidak! Tuanlah yang berdusta! Tuan adalah sejelek-jelek orang dari golongan kita! Sebab Tuan sekarang sudah beragama lain!”
Kemudian mereka pergi. Lalu Abdullah berkata kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: ”Inilah yang saya khawatirkan, ya Rasulullah. Bukankah saya telah menuturkan sebelumnya kepada Tuan bahwa kaum Yahudi adalah pendusta, pembohong, pengkhianat dan pendurhaka?”
Maka pada saat itu juga Allah wahyukan kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ayat berikut:
”Katakanlah: Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Qur’an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al Qur’an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.(QS Al-Ahqaf ayat 10)
Setelah kabar keislaman Abdullah bin Salam tersiar di kalangan kaum Yahudi, maka mereka dengan congkak dan sombong mengata-mengatai, mencaci-maki, menghina, menjelek-jelekkan dan memusuhinya dengan sekeras-kerasnya. Pada suatu hari di antara pendeta-pendeta Yahudi ada yang berkata kepada yang lainnya dan perkataan itu sengaja ditujukan kepada Abdullah bin Salam, di antaranya: ”Tidak akan seseorang yang percaya kepada Muhammad dan seruannya melainkan orang yang seburuk-buruknya dan serendah-rendahnya. Orang yang paling baik dan paling mulia dari golongan kita tidak akan berani meninggalkan agama pusaka nenek moyangnya dan mengikuti agama lain, dari golongan lain dan bangsa lain. Jadi, barangsiapa dari golongan kita sampai mengikuti agama Muhammad teranglah bahwa ia seorang yang sejahat-jahatnya di kalangan kita.”
Abdullah bin Salam tidak menghiraukan segala ucapan dan hinaan mereka itu. Lalu sehubungan dengan peristiwa ini Allah wahyukan kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ayat-ayat berikut:
”Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala) nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 113-115)
Saudaraku, demikianlah sikap kaum Yahudi pada umumnya bilamana diajak kepada agama Allah. Mereka tidak memiliki obyektifitas sedikitpun bila diajak untuk menerima hidayah dan kebenaran. Mereka sangat keras kepala dan membabi buta mempertahankan ideologi rasialisme dan fanatisme kelompok. Sehingga orang yang semula mereka katakan baik dan mulia serta-merta mereka hina dan caci bilamana orang tersebut menerima kebenaran agama Islam yang berarti harus meninggalkan agama asalnya, yaitu Yahudi.
bukan bermaksud untuk memecah belah, hanya untuk pengetahuan tentang islam.
- - - - - - -
ana sharing dari sini
- - - - - - -
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Untuk membuktikan bahwa kaum Yahudi itu pendusta dan pengkhianat terhadap kebenaran, maka pada suatu hari Abdullah bin Salam diam-diam datang ke rumah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam. Ia minta kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam jika kaum Yahudi datang agar Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menanyakan pendapat mereka tentang dirinya (Abdullah bin Salam). Ia juga minta izin kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam agar dirinya boleh bersembunyi di suatu bilik saat kaum Yahudi bertemu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam.
Setelah kaum Yahudi berhadapan muka dengan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam, beliau bertanya: ”Bagaimana keadaan seorang lelaki yang bernama Hushain bin Salam?” Mereka berkata: ”Ia ada dalam kebaikan.”
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bertanya pula: ”Bagaimana pendapat kamu tentang dirinya?”
Mereka menjawab: ”Menurut kami, ia adalah tuan kami dan anak lelaki tuan kami. Ia adalah sebaik-baik orang kami dan sebaik-baik anak lelaki orang kami. Ia adalah semulia-mulia orang kami dan anak lelaki dari seorang yang paling alim dalam golongan kami, karena dewasa ini di kota Madinah tidak ada seorangpun yang melebihi kealimannya tentang kitab Allah (Taurat).”
Mereka terus memuji-muji Abdullah bin Salam. Setelah itu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Jadi, Hushain bin Salam itu adalah seorang dari golongan kalian yang paling terpandang segala-galanya menurut pendapat kalian?”
Mereka menjawab: ”Benar, Muhammad.”
Kemudian Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berseru: ”Hai Hushain bin Salam keluarlah!”
Keluarlah Abdullah bin Salam lalu mendekat ke Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan berseru kepada kaumnya: ”Hai golongan orang-orang Yahudi, hendaklah kalian semua takut kepada Allah! Terimalah dengan baik segala apa yang telah datang kepada kamu! Demi Allah, sesungguhnya kalian telah tahu bahwa beliau ini adalah pesuruh Allah yang kalian telah temukan dan kenali sifat-sifatnya di dalam kitab agama yang ada di sisi kalian. Sesungguhnya saya telah menyaksikan bahwa beliau ini adalah nabi dan pesuruh Allah sebab memang sebelumnya saya telah mengenal sifat-sifat beliau seperti tersebut dalam kitab Taurat. Maka kini saya telah percaya kepadanya, membenarkan segala yang dibawanya dan mengikuti semua seruannya.”
Mendengar ucapan Abdullah bin Salam, mereka dengan sangat menyesal menjawab: ”Oh tuan berdusta! Mengapa tuan berani berkata begitu?”
Abdullah menjawab: ”Celakalah kalian semua! Takutlah kalian kepada Allah! Apakah kamu semua tidak mengenal sifat-sifat beliau ini dalam kitab Tauratmu?”
Mereka berkata: ”Tidak! Tuanlah yang berdusta! Tuan adalah sejelek-jelek orang dari golongan kita! Sebab Tuan sekarang sudah beragama lain!”
Kemudian mereka pergi. Lalu Abdullah berkata kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: ”Inilah yang saya khawatirkan, ya Rasulullah. Bukankah saya telah menuturkan sebelumnya kepada Tuan bahwa kaum Yahudi adalah pendusta, pembohong, pengkhianat dan pendurhaka?”
Maka pada saat itu juga Allah wahyukan kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ayat berikut:
”Katakanlah: Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Qur’an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al Qur’an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.(QS Al-Ahqaf ayat 10)
Setelah kabar keislaman Abdullah bin Salam tersiar di kalangan kaum Yahudi, maka mereka dengan congkak dan sombong mengata-mengatai, mencaci-maki, menghina, menjelek-jelekkan dan memusuhinya dengan sekeras-kerasnya. Pada suatu hari di antara pendeta-pendeta Yahudi ada yang berkata kepada yang lainnya dan perkataan itu sengaja ditujukan kepada Abdullah bin Salam, di antaranya: ”Tidak akan seseorang yang percaya kepada Muhammad dan seruannya melainkan orang yang seburuk-buruknya dan serendah-rendahnya. Orang yang paling baik dan paling mulia dari golongan kita tidak akan berani meninggalkan agama pusaka nenek moyangnya dan mengikuti agama lain, dari golongan lain dan bangsa lain. Jadi, barangsiapa dari golongan kita sampai mengikuti agama Muhammad teranglah bahwa ia seorang yang sejahat-jahatnya di kalangan kita.”
Abdullah bin Salam tidak menghiraukan segala ucapan dan hinaan mereka itu. Lalu sehubungan dengan peristiwa ini Allah wahyukan kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ayat-ayat berikut:
”Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala) nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 113-115)
Saudaraku, demikianlah sikap kaum Yahudi pada umumnya bilamana diajak kepada agama Allah. Mereka tidak memiliki obyektifitas sedikitpun bila diajak untuk menerima hidayah dan kebenaran. Mereka sangat keras kepala dan membabi buta mempertahankan ideologi rasialisme dan fanatisme kelompok. Sehingga orang yang semula mereka katakan baik dan mulia serta-merta mereka hina dan caci bilamana orang tersebut menerima kebenaran agama Islam yang berarti harus meninggalkan agama asalnya, yaitu Yahudi.
bukan bermaksud untuk memecah belah, hanya untuk pengetahuan tentang islam.
- - - - - - -
ana sharing dari sini
- - - - - - -
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Terjemahan Surah AL-‘ASHR dan Surah AL-INSAAN dan Surah AR-RAHMAAN
103. AL ‘ASHR
[103.1] Demi masa.
[103.2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
[103.3] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
76. AL INSAAN
[76.1] Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
[76.2] Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
[76.3] Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
[76.4] Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.
[76.5] Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur.
[76.6] (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.
[76.7] Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.
[76.8] Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
[76.9] Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
[76.10] Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.
[76.11] Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.
[76.12] Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,
[76.13] di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan.
[76.14] Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.
[76.15] Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,
[76.16] (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.
[76.17] Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.
[76.18] (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.
[76.19] Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.
[76.20] Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.
[76.21] Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih.
[76.22] Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).
[76.23] Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.
[76.24] Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.
[76.25] Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.
[76.26] Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.
[76.27] Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).
[76.28] Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.
[76.29] Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya.
[76.30] Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[76.31] Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang lalim disediakan-Nya azab yang pedih.
55. AR RAHMAAN
[55.1] (Tuhan) Yang Maha Pemurah,
[55.2] Yang telah mengajarkan Al Qur’an.
[55.3] Dia menciptakan manusia,
[55.4] Mengajarnya pandai berbicara.
[55.5] Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
[55.6] Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.
[55.7] Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).
[55.8] Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.
[55.9] Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.
[55.10] Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk (Nya).
[55.11] di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.
[55.12] Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
[55.13] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.14] Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,
[55.15] dan Dia menciptakan jin dari nyala api.
[55.16] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.17] Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya.
[55.18] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.19] Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
[55.20] antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.
[55.21] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.22] Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.
[55.23] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.24] Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung.
[55.25] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.26] Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
[55.27] Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
[55.28] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.29] Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.
[55.30] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.31] Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin.
[55.32] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.33] Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.
[55.34] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.35] Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (daripadanya).
[55.36] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.37] Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.
[55.38] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.39] Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya.
[55.40] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.41] Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka.
[55.42] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.43] Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang berdosa.
[55.44] Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya.
[55.45] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.46] Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.
[55.47] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,
[55.48] kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan.
[55.49] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.50] Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir.
[55.51] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.52] Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan.
[55.53] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.54] Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.
[55.55] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.56] Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
[55.57] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.58] Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.
[55.59] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.60] Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
[55.61] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.62] Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi.
[55.63] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,
[55.64] kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.
[55.65] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.66] Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar.
[55.67] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.68] Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.
[55.69] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.70] Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.
[55.71] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.72] (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.
[55.73] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.74] Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
[55.75] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.76] Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.
[55.77] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.78] Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai kebesaran dan karunia.
Biasakan anak sedari kecil menutup aurat, biasakan dengan hal yang berhubungan dengan islam. Biasakan anak mendengar bacaan alquran,dan ajari membaca alquran. Dan contohkan yang baik. Semoga Allah meridhoi. Amiin.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
[103.1] Demi masa.
[103.2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
[103.3] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
76. AL INSAAN
[76.1] Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
[76.2] Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
[76.3] Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.
[76.4] Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala.
[76.5] Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur.
[76.6] (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.
[76.7] Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.
[76.8] Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
[76.9] Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
[76.10] Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.
[76.11] Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.
[76.12] Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera,
[76.13] di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan.
[76.14] Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya.
[76.15] Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca,
[76.16] (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya.
[76.17] Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.
[76.18] (Yang didatangkan dari) sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.
[76.19] Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.
[76.20] Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.
[76.21] Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih.
[76.22] Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).
[76.23] Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.
[76.24] Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka.
[76.25] Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.
[76.26] Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.
[76.27] Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).
[76.28] Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.
[76.29] Sesungguhnya (ayat-ayat) ini adalah suatu peringatan, maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya.
[76.30] Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[76.31] Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang lalim disediakan-Nya azab yang pedih.
55. AR RAHMAAN
[55.1] (Tuhan) Yang Maha Pemurah,
[55.2] Yang telah mengajarkan Al Qur’an.
[55.3] Dia menciptakan manusia,
[55.4] Mengajarnya pandai berbicara.
[55.5] Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
[55.6] Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.
[55.7] Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).
[55.8] Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.
[55.9] Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.
[55.10] Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk (Nya).
[55.11] di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.
[55.12] Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
[55.13] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.14] Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,
[55.15] dan Dia menciptakan jin dari nyala api.
[55.16] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.17] Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya.
[55.18] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.19] Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
[55.20] antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.
[55.21] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.22] Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.
[55.23] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.24] Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung.
[55.25] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.26] Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
[55.27] Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
[55.28] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.29] Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan.
[55.30] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.31] Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manusia dan jin.
[55.32] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.33] Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.
[55.34] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.35] Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (daripadanya).
[55.36] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.37] Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.
[55.38] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.39] Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya.
[55.40] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.41] Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka.
[55.42] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.43] Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang berdosa.
[55.44] Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya.
[55.45] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.46] Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.
[55.47] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,
[55.48] kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan.
[55.49] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.50] Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir.
[55.51] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.52] Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasangan.
[55.53] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.54] Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat.
[55.55] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.56] Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
[55.57] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.58] Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.
[55.59] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.60] Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).
[55.61] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.62] Dan selain dari dua surga itu ada dua surga lagi.
[55.63] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?,
[55.64] kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.
[55.65] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.66] Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar.
[55.67] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.68] Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima.
[55.69] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.70] Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.
[55.71] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.72] (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah.
[55.73] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.74] Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.
[55.75] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.76] Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.
[55.77] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
[55.78] Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai kebesaran dan karunia.
Biasakan anak sedari kecil menutup aurat, biasakan dengan hal yang berhubungan dengan islam. Biasakan anak mendengar bacaan alquran,dan ajari membaca alquran. Dan contohkan yang baik. Semoga Allah meridhoi. Amiin.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
bidadari itu "Perempuan Shalehah"
“Benarkah hadis yang mengatakan bahwa kebanyakan penghuni neraka itu perempuan?” tanya seorang murid kepada Imam Ja’far. Fakih besar abad kedua hijrah itu tersenyum. “Tidakkah anda membaca ayat Al-Qur’an – Sesungguhnya Kami menciptakan mereka sebenar-benarnya; Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta dan berusia sebaya (QS 56:36-37). Ayat ini berkenaan dengan para bidadari, yang Allah ciptakan dari perempuan yang saleh. Di surga lebih banyak bidadari daripada laki-laki mukmin.” Secara tidak langsung, Imam Ja’far menunjukkan bahwa hadis itu tidak benar, bahwa kebanyakan penghuni surga justru perempuan.
Hadis yang ‘mendiskreditkan’ perempuan ternyata sudah masyhur sejak abad kedua hijrah. Tetapi sejak itu juga sudah ada ahli agama yang menolaknya. Dari Imam Ja’far inilah berkembang mazhab Ja’fari, yang menetapkan bahwa akikah harus sama baik buat laki-laki maupun perempuan. Pada mazhab-mazhab yang lain, untuk anak laki-laki disembelih dua ekor domba, untuk anak perempuan seekor saja. Mengingat sejarahnya, mazhab Ja’fari lebih tua, karena itu lebih dekat dengan masa Nabi daripada mazhab lainnya. Boleh jadi, hadis-hadis yang memojokkan perempuan itu baru muncul kemudian: sebagai produk budaya yang sangat maskulin?
Karena banyak ayat turun membela perempuan, pada zaman Nabi para sahabat memperlakukan istri mereka dengan sangat sopan. Mereka takut, kata Abdullah, wahyu turun mengecam mereka. Barulah setelah Nabi meninggal, mereka mulai bebas berbicara dengan istri mereka (Bukhari). Umar, ayah Abdullah, menceritakan bagaimana perempuan sangat bebas berbicara kepada suaminya pada zaman Nabi.
Ketika Umar membentak karena istrinya membantahnya dengan perkataan yang keras istrinya berkata: Kenapa kamu terkejut karena aku membantahmu? Istri-istri Nabi pun sering membantah Nabi dan sebagian malah membiarkan Nabi marah sejak siang sampai malam. Ucapan itu mengejutkan Umar: Celakalah orang yang berbuat seperti itu. Ia segera menemui Hafsah, salah seorang istri Nabi: Betulkah sebagian di antara kalian membuat Nabi marah sampai malam hari? Betul, jawab Hafsah (Bukhari).
Menurut riwayat lain, sejak itu Umar diam setiap kali istrinya memarahinya. Aku membiarkannya, kata Umar, karena istriku memasak, mencuci, mengurus anak-anak, padahal semua itu bukan kewajiban dia. Anehnya, sekarang, di dunia Islam, pekerjaan itu dianggap kewajiban istri. Ketika umat Islam memasuki masyarakat industri, berlipat gandalah pekerjaan mereka. Berlipat juga beban dan derita mereka. Untuk menghibur mereka para mubalig (juga mubalighat) bercerita tentang pahala buat wanita saleh yang mengabdi (atau menderita) untuk suaminya: Sekiranya manusia boleh sujud kepada manusia lain, aku akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya (hadis 1). Bila seorang perempuan menyakiti suaminya, Allah tidak akan menerima salatnya dan semua kebaikan amalnya sampai dia membuat suaminya senang (hadis 2). Siapa yang sabar menanggung penderitaan karena perbuatan suaminya yang jelek, ia diberi pahala seperti pahala Asiyah binti Mazahim (hadis 3). Setelah hadis-hadis ini, para khatib pun menambahkan cerita-cerita dramatis. Konon, Fathimah mendengar Rasul menyebut seorang perempuan yang pertama kali masuk surga. Ia ingin tahu apa yang membuatnya semulia itu. Ternyata, ia sangat menaati suaminya begitu rupa, sehingga ia sediakan cambuk setiap kali ia berkhidmat kepada suaminya. Ia tawarkan tubuhnya untuk dicambuk kapan saja suaminya mengira service-nya kurang baik.
Cerita ini memang dibuat-buat saja. Tidak jelas asal-usulnya. Tetapi hadis-hadis itu memang termaktub dalam kitab-kitab hadis. Hadis 1: diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud. Tetapi Bukhari (yang lebih tinggi kedudukannya dari Abu Dawud) dan Ahmad meriwayatkan hadis sebagai berikut: Ketika Aisyah ditanya apa yang dilakukan Rasulullah di rumahnya, ia berkata: “Nabi melayani keperluan istrinya menyapu rumah, menjahit baju, memperbaiki sandal, dan memerah susu.” Anehnya, hadis ini jarang disebut oleh para mubalig. Karena bertentangan dengan ‘kepentingan laki-laki’?
Hadis-hadis lainnya ternyata dipotong pada bagian yang merugikan laki-laki. Setelah hadis 2, Nabi berkata,”Begitu pula laki-laki menanggung dosa yang sama seperti itu bila ia menyakiti dan berbuat zalim kepada istrinya.” Dan sebelum hadis 3, Nabi berkata, “Barang siapa yang bersabar (menanggung penderitaan) karena perbuatan istrinya yang buruk, Allah akan Memberikan untuk setiap kesabaran yang dilakukannya pahala seperti yang diberikan kepada Nabi Ayyub.” Tetapi, begitulah, kelengkapan hadis ini jarang keluar dari khotbah Mubalig (yang umumnya laki-laki ).
Maka sepeninggal Nabi, perempuan disuruh berkhidmat kepada laki-laki, sedangkan laki-laki tidak diajari berkhidmat kepada perempuan. Fikih yang semuanya dirumuskan laki-laki menempatkan perempuan pada posisi kedua. Beberapa gerakan Islam yang dipimpin laki-laki menampilkan ajaran Islam yang ‘memanjakan’ laki-laki. Ketika sebagian perempuan muslimat menghujat fikih yang mapan, banyak laki-laki saleh itu berang. Mereka dituduh agen feminisme Barat, budak kaum kuffar. Mereka dianggap merusak sunnah Nabi. Nabi saw berkata, “Samakanlah ketika kamu memberi anak-anakmu. Bila ada kelebihan, berikan kelebihan itu kepada anak perempuan.” Ketika ada sahabat yang mengeluh karena semua anaknya perempuan, Nabi berkata, “Jika ada yang mempunyai anak perempuan saja, kemudian ia memeliharanya dengan sebaik-baiknya, anak perempuan itu akan menjadi pengahalang baginya dari api neraka (Muslim).
Pendeknya, dahulukan perempuan, kata Nabi dahulu. Pokoknya utamakan laki-laki, teriak kita sekarang.
- - - - - - -
cukup terkesan bacanya, semoga bermanfaat
ana sharing dari sini
- - - - - - -
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Hadis yang ‘mendiskreditkan’ perempuan ternyata sudah masyhur sejak abad kedua hijrah. Tetapi sejak itu juga sudah ada ahli agama yang menolaknya. Dari Imam Ja’far inilah berkembang mazhab Ja’fari, yang menetapkan bahwa akikah harus sama baik buat laki-laki maupun perempuan. Pada mazhab-mazhab yang lain, untuk anak laki-laki disembelih dua ekor domba, untuk anak perempuan seekor saja. Mengingat sejarahnya, mazhab Ja’fari lebih tua, karena itu lebih dekat dengan masa Nabi daripada mazhab lainnya. Boleh jadi, hadis-hadis yang memojokkan perempuan itu baru muncul kemudian: sebagai produk budaya yang sangat maskulin?
Karena banyak ayat turun membela perempuan, pada zaman Nabi para sahabat memperlakukan istri mereka dengan sangat sopan. Mereka takut, kata Abdullah, wahyu turun mengecam mereka. Barulah setelah Nabi meninggal, mereka mulai bebas berbicara dengan istri mereka (Bukhari). Umar, ayah Abdullah, menceritakan bagaimana perempuan sangat bebas berbicara kepada suaminya pada zaman Nabi.
Ketika Umar membentak karena istrinya membantahnya dengan perkataan yang keras istrinya berkata: Kenapa kamu terkejut karena aku membantahmu? Istri-istri Nabi pun sering membantah Nabi dan sebagian malah membiarkan Nabi marah sejak siang sampai malam. Ucapan itu mengejutkan Umar: Celakalah orang yang berbuat seperti itu. Ia segera menemui Hafsah, salah seorang istri Nabi: Betulkah sebagian di antara kalian membuat Nabi marah sampai malam hari? Betul, jawab Hafsah (Bukhari).
Menurut riwayat lain, sejak itu Umar diam setiap kali istrinya memarahinya. Aku membiarkannya, kata Umar, karena istriku memasak, mencuci, mengurus anak-anak, padahal semua itu bukan kewajiban dia. Anehnya, sekarang, di dunia Islam, pekerjaan itu dianggap kewajiban istri. Ketika umat Islam memasuki masyarakat industri, berlipat gandalah pekerjaan mereka. Berlipat juga beban dan derita mereka. Untuk menghibur mereka para mubalig (juga mubalighat) bercerita tentang pahala buat wanita saleh yang mengabdi (atau menderita) untuk suaminya: Sekiranya manusia boleh sujud kepada manusia lain, aku akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya (hadis 1). Bila seorang perempuan menyakiti suaminya, Allah tidak akan menerima salatnya dan semua kebaikan amalnya sampai dia membuat suaminya senang (hadis 2). Siapa yang sabar menanggung penderitaan karena perbuatan suaminya yang jelek, ia diberi pahala seperti pahala Asiyah binti Mazahim (hadis 3). Setelah hadis-hadis ini, para khatib pun menambahkan cerita-cerita dramatis. Konon, Fathimah mendengar Rasul menyebut seorang perempuan yang pertama kali masuk surga. Ia ingin tahu apa yang membuatnya semulia itu. Ternyata, ia sangat menaati suaminya begitu rupa, sehingga ia sediakan cambuk setiap kali ia berkhidmat kepada suaminya. Ia tawarkan tubuhnya untuk dicambuk kapan saja suaminya mengira service-nya kurang baik.
Cerita ini memang dibuat-buat saja. Tidak jelas asal-usulnya. Tetapi hadis-hadis itu memang termaktub dalam kitab-kitab hadis. Hadis 1: diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud. Tetapi Bukhari (yang lebih tinggi kedudukannya dari Abu Dawud) dan Ahmad meriwayatkan hadis sebagai berikut: Ketika Aisyah ditanya apa yang dilakukan Rasulullah di rumahnya, ia berkata: “Nabi melayani keperluan istrinya menyapu rumah, menjahit baju, memperbaiki sandal, dan memerah susu.” Anehnya, hadis ini jarang disebut oleh para mubalig. Karena bertentangan dengan ‘kepentingan laki-laki’?
Hadis-hadis lainnya ternyata dipotong pada bagian yang merugikan laki-laki. Setelah hadis 2, Nabi berkata,”Begitu pula laki-laki menanggung dosa yang sama seperti itu bila ia menyakiti dan berbuat zalim kepada istrinya.” Dan sebelum hadis 3, Nabi berkata, “Barang siapa yang bersabar (menanggung penderitaan) karena perbuatan istrinya yang buruk, Allah akan Memberikan untuk setiap kesabaran yang dilakukannya pahala seperti yang diberikan kepada Nabi Ayyub.” Tetapi, begitulah, kelengkapan hadis ini jarang keluar dari khotbah Mubalig (yang umumnya laki-laki ).
Maka sepeninggal Nabi, perempuan disuruh berkhidmat kepada laki-laki, sedangkan laki-laki tidak diajari berkhidmat kepada perempuan. Fikih yang semuanya dirumuskan laki-laki menempatkan perempuan pada posisi kedua. Beberapa gerakan Islam yang dipimpin laki-laki menampilkan ajaran Islam yang ‘memanjakan’ laki-laki. Ketika sebagian perempuan muslimat menghujat fikih yang mapan, banyak laki-laki saleh itu berang. Mereka dituduh agen feminisme Barat, budak kaum kuffar. Mereka dianggap merusak sunnah Nabi. Nabi saw berkata, “Samakanlah ketika kamu memberi anak-anakmu. Bila ada kelebihan, berikan kelebihan itu kepada anak perempuan.” Ketika ada sahabat yang mengeluh karena semua anaknya perempuan, Nabi berkata, “Jika ada yang mempunyai anak perempuan saja, kemudian ia memeliharanya dengan sebaik-baiknya, anak perempuan itu akan menjadi pengahalang baginya dari api neraka (Muslim).
Pendeknya, dahulukan perempuan, kata Nabi dahulu. Pokoknya utamakan laki-laki, teriak kita sekarang.
- - - - - - -
cukup terkesan bacanya, semoga bermanfaat
ana sharing dari sini
- - - - - - -
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
wanita
_KACA YANG BERDEBU
Ia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah...
Ia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu lembut membersihkannya...
Nanti ia mudah keruh dan ternoda...
Ia bagai permata keindahan...
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
ia sehalus sutera di awan...
jagalah hatinya dengan kesabaran...
Lemah lembutlah kepadanya
namun jangan terlalau memanjakannya
Tegurlah bila ia bersalah
namun jangan lukai hatinya
bersabarlah bila menghadapinya
terimalah ia dengan keikhlasan
karna ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya...
BERCAHAYAKAN IMAN...
Syair di atas adalah salah satu syair yang dilantunkan oleh grup nasyid MAIDANY asal Medan. Dimana mereka menyampaikan bagaimana hendaknya seorang laki-laki bersikap kepada wanita. Konteks disini adalah dalam kerangka suami-istri. Berbicara mengenai seorang wanita memang bisa dikatakan bicara dengan "bahasa jiwa" (wah Bahasa Jiwa juga judul nasyid dari Maidany lho....!!! ^_^ ).
Wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok, ketika dibiarkan dia akan makin bengkok namun ketika ditarik dengan keras dia akan patah. RASULULLAH Shalallahu 'Alaihi Wasallam adalah sosok pria yang ketika beliau dengan kesabaranya menghadapi banyak sikap dari para istri beliau. Beliau adalah seorang suami yang rela berdiri berjam-jam untuk menjadi sandaran istrinya ('Aisyah) ketika ia ingin melihat suatu pertunjukan olah raga pedang para sahabat. padahal waktu itu usia beliau sudah masuk usia senja. Beliau juga tidak serta merta memarahi istrinya ('Aisyah) ketika ia salah memasukkan sesuatu kedalam minuman Rasulullah , yang seharusnya ia masukkan gula namun garam yang tercampur didalamnya , namun dengan bijaknya beliau tersenyum dan berkata wahai Istriku minuman yang kau buat sangatlah nikmat, Aisyah pun menjawab benarkah Ya...Rasulullah?" kemudian Aisyah mencicipi minuman tersebut dan....Wajahnya memerah karena sangat malu juga khawatir kalau kalau Rasulullah marah. Namun Rasulullah sudah dapat membaca kekhawatiran tersebut dan tersenyum pada istrinya dengan penuh sayang.
Begitulah beliau, amat menghormati dan menyayangi istri- istrinya. Beliau amat paham bagaimana bersikap kepada kaum hawa. Beliau ajarkan hal ini pada kerangka kehidupan berumah tangga.
Namun lain halnya ketika dalam kehidupan sehari-hari Allah dan RasulNya mengajarkan bagaimana bersikap terhadap seorang wanita ketika ia adalah tidak ada hubungannya dalam tali yang menghalalkan kaum hawa bagi kaum adam (bukan mahram).
Wanita haruslah dihormati, dijaga, dan dihargai. Menjaganya dengan cara bagaimana ia agar tetap menjadi mutiara yang berkilau ditengah lumpur pekat. Menghormati ia dengan tidak mengatakan hal-hal yang dapat membuatnya lupa dengan apa yang menjadi perintah Allah dan RasulNya, menjaganya dengan mengingatkan ia akan hal - hal yang dapat membahayakan dirinya dengan santun dan baik.
Wanita amat lemah dan mudah sekali goyah jika ia mendapatkan sebuah perhatian berlebih dari lawan jenisnya. Maka jangan biarkan ia mengharapkan itu dari seorang yang laki-laki yang memang belum berhak atas dirinya. Wanita amat lembut dan peka perasaanya maka jangan biarkan ia terbuai dengan kata- kata manis yang memang dapat melepas tabir hijabnya terhadap kaum adam yang belum berhak atas dirinya. wanita adalah makhluk yang mudah suka terhadap sesuatu namun jangan biarkan dia mudah mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya kepada orang yang belum berhak atas dirinya karna itu membuat ia tak lagi berizah.
Wahai kaum adam mulailah saat ini untuk menghormati, menghargai, dan menjaga wanita, jangan biarkan dirimu menjadikan ia sebagai wadah ajakan nafsu yang menyesatkan . Wanita amatlah lemah pendengaranya maka janganlah kau puji ia dengan kata- kata keduniaan, tapi pujilah ia dengan mengatakan .... BAHWA IA LEBIH BERHARGA DARI BIDADARI SYURGA KETIKA TAQWA MENJADI PERHIASANNYA & AMAL BAIK MENJADI KERJA KERASNYA.
KARENA SHALATNYA, PUASANYA, DAN IBADAHNYA KEPADA ALLAH, IA LEBIH MULIA DARIPADA BIDADARI SYURGA YANG MEMBUAT BIDADARI PUN CEMBURU PADANYA..
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Ia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah...
Ia ibarat kaca yang berdebu
jangan terlalu lembut membersihkannya...
Nanti ia mudah keruh dan ternoda...
Ia bagai permata keindahan...
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
ia sehalus sutera di awan...
jagalah hatinya dengan kesabaran...
Lemah lembutlah kepadanya
namun jangan terlalau memanjakannya
Tegurlah bila ia bersalah
namun jangan lukai hatinya
bersabarlah bila menghadapinya
terimalah ia dengan keikhlasan
karna ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya...
BERCAHAYAKAN IMAN...
Syair di atas adalah salah satu syair yang dilantunkan oleh grup nasyid MAIDANY asal Medan. Dimana mereka menyampaikan bagaimana hendaknya seorang laki-laki bersikap kepada wanita. Konteks disini adalah dalam kerangka suami-istri. Berbicara mengenai seorang wanita memang bisa dikatakan bicara dengan "bahasa jiwa" (wah Bahasa Jiwa juga judul nasyid dari Maidany lho....!!! ^_^ ).
Wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang bengkok, ketika dibiarkan dia akan makin bengkok namun ketika ditarik dengan keras dia akan patah. RASULULLAH Shalallahu 'Alaihi Wasallam adalah sosok pria yang ketika beliau dengan kesabaranya menghadapi banyak sikap dari para istri beliau. Beliau adalah seorang suami yang rela berdiri berjam-jam untuk menjadi sandaran istrinya ('Aisyah) ketika ia ingin melihat suatu pertunjukan olah raga pedang para sahabat. padahal waktu itu usia beliau sudah masuk usia senja. Beliau juga tidak serta merta memarahi istrinya ('Aisyah) ketika ia salah memasukkan sesuatu kedalam minuman Rasulullah , yang seharusnya ia masukkan gula namun garam yang tercampur didalamnya , namun dengan bijaknya beliau tersenyum dan berkata wahai Istriku minuman yang kau buat sangatlah nikmat, Aisyah pun menjawab benarkah Ya...Rasulullah?" kemudian Aisyah mencicipi minuman tersebut dan....Wajahnya memerah karena sangat malu juga khawatir kalau kalau Rasulullah marah. Namun Rasulullah sudah dapat membaca kekhawatiran tersebut dan tersenyum pada istrinya dengan penuh sayang.
Begitulah beliau, amat menghormati dan menyayangi istri- istrinya. Beliau amat paham bagaimana bersikap kepada kaum hawa. Beliau ajarkan hal ini pada kerangka kehidupan berumah tangga.
Namun lain halnya ketika dalam kehidupan sehari-hari Allah dan RasulNya mengajarkan bagaimana bersikap terhadap seorang wanita ketika ia adalah tidak ada hubungannya dalam tali yang menghalalkan kaum hawa bagi kaum adam (bukan mahram).
Wanita haruslah dihormati, dijaga, dan dihargai. Menjaganya dengan cara bagaimana ia agar tetap menjadi mutiara yang berkilau ditengah lumpur pekat. Menghormati ia dengan tidak mengatakan hal-hal yang dapat membuatnya lupa dengan apa yang menjadi perintah Allah dan RasulNya, menjaganya dengan mengingatkan ia akan hal - hal yang dapat membahayakan dirinya dengan santun dan baik.
Wanita amat lemah dan mudah sekali goyah jika ia mendapatkan sebuah perhatian berlebih dari lawan jenisnya. Maka jangan biarkan ia mengharapkan itu dari seorang yang laki-laki yang memang belum berhak atas dirinya. Wanita amat lembut dan peka perasaanya maka jangan biarkan ia terbuai dengan kata- kata manis yang memang dapat melepas tabir hijabnya terhadap kaum adam yang belum berhak atas dirinya. wanita adalah makhluk yang mudah suka terhadap sesuatu namun jangan biarkan dia mudah mengungkapkan apa yang ada dalam hatinya kepada orang yang belum berhak atas dirinya karna itu membuat ia tak lagi berizah.
Wahai kaum adam mulailah saat ini untuk menghormati, menghargai, dan menjaga wanita, jangan biarkan dirimu menjadikan ia sebagai wadah ajakan nafsu yang menyesatkan . Wanita amatlah lemah pendengaranya maka janganlah kau puji ia dengan kata- kata keduniaan, tapi pujilah ia dengan mengatakan .... BAHWA IA LEBIH BERHARGA DARI BIDADARI SYURGA KETIKA TAQWA MENJADI PERHIASANNYA & AMAL BAIK MENJADI KERJA KERASNYA.
KARENA SHALATNYA, PUASANYA, DAN IBADAHNYA KEPADA ALLAH, IA LEBIH MULIA DARIPADA BIDADARI SYURGA YANG MEMBUAT BIDADARI PUN CEMBURU PADANYA..
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Tips Merawat Rambut yang Berkerudung
teruntuk saudariku muslimah yang dirahmati Allah,,, semoga bermanfaat, langsung aja dibaca ^_^
Pilihlah kerudung dari bahan yang mudah menyerap keringat. Seperti katun atau kaos. Bahan kain yang mudah menyerap keringat dan berpori-pori besar sangat berguna untuk memudahkan sirkulasi udara di kepala.
Jika menggunakan kerudung berlapis, jangan lebih dari 4 lapis yaaaa. karena kalo lebih dari empat lapis akan membuat rambut sulit bernafas.
Hindari menggunakan lapisan kerudung dengan terlalu kencang. Selain membuat rambut sulit bernafas, hal ini juga berpotensi untuk membuat kulit kepala lembab.
Jangan menggunakan kerudung saat rambut masih basah, nanti bisa menimbulkan ketombe.
Jangan menyisir rambut ketika rambut dalam keadaan basah, karena membuat rambut mudah rontok.
Jika hendak menggunakan kerudung lebih baik anda mengurai rambut anda atau jangan mengikatnya terlalu kencang. Untuk menghindari rambut yang digulung sebaiknya jangan biarkan rambut anda penjang melebihi 60 cm.
Hindari warna gelap untuk kerudung saat beraktivitas di luar ruangan (terkena sinar matahari langsung). Warna gelap mudah menyerap sinar matahari sehingga membuat rambut kering dan kusam. Jika aktivitas anda lebih banyak di bawah sinar matahari lebih baik pilih warna lembut atau putih.
Jangan mengikat kerudung anda di bagian leher. Udara yang keluar masuk ke rambut anda akan semakin menipis jika anda mengikat kerudung di leher. Kerudung sebaiknya dilepas hingga bagian tepinya menjuntai agar rambut mudah bernafas. seperti firman Allah : "julurkan kerudungmu sampai menutup dada"
emmm,,,, trus apalagi yaaa... tetep rajin2 ya cuci rambutnya,, walau berkerudung tetep harus diperhatikan lhoh rambutnya...
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk memuliakannya, sebagaimana sabdanya:
مَنْ كَانَ لَهُ شَعْرٌ فَلْيُكْرِمْهُ رواه أبو داود
"Barangsiapa yang memiliki rambut, hendaknya dia memuliakannya". [HR.Abu Dawud dari Abu Hurairah]
^_^ jika ada yang mau menambahkan lagi silakan,,,
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Pilihlah kerudung dari bahan yang mudah menyerap keringat. Seperti katun atau kaos. Bahan kain yang mudah menyerap keringat dan berpori-pori besar sangat berguna untuk memudahkan sirkulasi udara di kepala.
Jika menggunakan kerudung berlapis, jangan lebih dari 4 lapis yaaaa. karena kalo lebih dari empat lapis akan membuat rambut sulit bernafas.
Hindari menggunakan lapisan kerudung dengan terlalu kencang. Selain membuat rambut sulit bernafas, hal ini juga berpotensi untuk membuat kulit kepala lembab.
Jangan menggunakan kerudung saat rambut masih basah, nanti bisa menimbulkan ketombe.
Jangan menyisir rambut ketika rambut dalam keadaan basah, karena membuat rambut mudah rontok.
Jika hendak menggunakan kerudung lebih baik anda mengurai rambut anda atau jangan mengikatnya terlalu kencang. Untuk menghindari rambut yang digulung sebaiknya jangan biarkan rambut anda penjang melebihi 60 cm.
Hindari warna gelap untuk kerudung saat beraktivitas di luar ruangan (terkena sinar matahari langsung). Warna gelap mudah menyerap sinar matahari sehingga membuat rambut kering dan kusam. Jika aktivitas anda lebih banyak di bawah sinar matahari lebih baik pilih warna lembut atau putih.
Jangan mengikat kerudung anda di bagian leher. Udara yang keluar masuk ke rambut anda akan semakin menipis jika anda mengikat kerudung di leher. Kerudung sebaiknya dilepas hingga bagian tepinya menjuntai agar rambut mudah bernafas. seperti firman Allah : "julurkan kerudungmu sampai menutup dada"
emmm,,,, trus apalagi yaaa... tetep rajin2 ya cuci rambutnya,, walau berkerudung tetep harus diperhatikan lhoh rambutnya...
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk memuliakannya, sebagaimana sabdanya:
مَنْ كَانَ لَهُ شَعْرٌ فَلْيُكْرِمْهُ رواه أبو داود
"Barangsiapa yang memiliki rambut, hendaknya dia memuliakannya". [HR.Abu Dawud dari Abu Hurairah]
^_^ jika ada yang mau menambahkan lagi silakan,,,
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
semoga suka juga sama lagu ini ^_^
_24 tahun by Ebith Beat A
24 Tahun.. Yaa Robanna
Hamba Di Dunia.. Yaa Robanna
Hamba Banyak Dosa.. Yaa Robanna
Hamba Mohon Ampun
Melupakan Satu Kewajiban Kita
Didunia Yang Telah Tertulisakan
Dalam Agama, Dalam Keluarga
Banyak Tergiur Oleh Fantasy Dunia
Rajin Mencapai Cita
Ada Yang Jadi Artis Yang Jadi Pejabat
Tapi Kenapa Kita Suka Lupa
Terhadap Kewajiban Kita Semua
Yang Jadi Artis
Banyak Yang Tidak Hafal Hadist
Yang Jadi Pejabat
Banyak Yang Ninggalain Sholat
Ga Jadi Malu Tetap Begitu
Padahal itu Semua Hanyalah
Tipu Muslihat Biar Kita Dilaknat
Banyak Ninggalin Sholat, Puasa,
Apalagi Dzikir, Cuma Sekelebat
Allah Subahanahuwataala
Memerintahkan Kepada Kita
Semua Makhluknya Didunia
Berusaha Mencukupi Kebutuhan
Manafkahi Keluarga
Dari Zaman Nabi Adam Mencari Siti Hawa
dan Rasulullah Bergerak Dibidang Niaga
Namun Sebenarnya Kita Jangan Lupa
Terhadap Kewajiban Kita Semua
Jangan Lupa Sholat
Jangan Lupa Zakat
Jangan Lupa Dzikir
Sekarang Mari Kita Evaluasi Diri
Apa Kekurangan Kita Didunia
Kita Perbaiki Ya Buat Bekal
Nanti Dialam Kekal
boleh didenger dulu..
kalo mau donlod dimari aja yoo
lagunya cukup mewakilkan beberapa kenyataan yang uda terjadi di zaman yang katanya uda modern ini. seharusnya muslimin dan muslimat berevaluasi diri, banyak - banyak inget sama Sang Pencinta dan seharusnya kita tidak mengidolakan orang selain Nabi Muhammad SAW,. semoga kita diakui sebagai umatnya, amiin,.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
24 Tahun.. Yaa Robanna
Hamba Di Dunia.. Yaa Robanna
Hamba Banyak Dosa.. Yaa Robanna
Hamba Mohon Ampun
Melupakan Satu Kewajiban Kita
Didunia Yang Telah Tertulisakan
Dalam Agama, Dalam Keluarga
Banyak Tergiur Oleh Fantasy Dunia
Rajin Mencapai Cita
Ada Yang Jadi Artis Yang Jadi Pejabat
Tapi Kenapa Kita Suka Lupa
Terhadap Kewajiban Kita Semua
Yang Jadi Artis
Banyak Yang Tidak Hafal Hadist
Yang Jadi Pejabat
Banyak Yang Ninggalain Sholat
Ga Jadi Malu Tetap Begitu
Padahal itu Semua Hanyalah
Tipu Muslihat Biar Kita Dilaknat
Banyak Ninggalin Sholat, Puasa,
Apalagi Dzikir, Cuma Sekelebat
Allah Subahanahuwataala
Memerintahkan Kepada Kita
Semua Makhluknya Didunia
Berusaha Mencukupi Kebutuhan
Manafkahi Keluarga
Dari Zaman Nabi Adam Mencari Siti Hawa
dan Rasulullah Bergerak Dibidang Niaga
Namun Sebenarnya Kita Jangan Lupa
Terhadap Kewajiban Kita Semua
Jangan Lupa Sholat
Jangan Lupa Zakat
Jangan Lupa Dzikir
Sekarang Mari Kita Evaluasi Diri
Apa Kekurangan Kita Didunia
Kita Perbaiki Ya Buat Bekal
Nanti Dialam Kekal
boleh didenger dulu..
kalo mau donlod dimari aja yoo
lagunya cukup mewakilkan beberapa kenyataan yang uda terjadi di zaman yang katanya uda modern ini. seharusnya muslimin dan muslimat berevaluasi diri, banyak - banyak inget sama Sang Pencinta dan seharusnya kita tidak mengidolakan orang selain Nabi Muhammad SAW,. semoga kita diakui sebagai umatnya, amiin,.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Untuk Wanita
Wanita yang elok paras mukanya itu mungkin tak terhitung jumlahnya..
namun, wanita yang elok perilaku dan jiwanya itu masih sedikit…
Wanita yang kaya harta itu telah mendominasi dunia…
namun, wanita yang kaya hati itu masih minim di dunia…
Wanita yang cerdas intelektual itu tak terbilang jumlahnya…
namun wanita yang cerdas dalam menjaga kehormatannya itu langka…
wanita yang aktif berkarier itu bejibun jumlahnya memenuhi dunia…
namun wanita yang aktif ‘tuk menjadi ibu dari anak-anak yang shalih/shalihah itu sulit dicari…
Wanita yang katanya setia pada pacar yang mau mengorbankan segalanya untuk pacar itu bisa ditemukan berserakan….
Namun wanita yang setia pada suaminya dan mau mengorbankan jiwa raganya untuk kebahagiaan dunia akhirat itu sulit untuk mendapatkannya…
Wanita yang rela membuang hartanya untuk kesenangan dunia itu bukan barang langka…
namun wanita yang rela menginfakkan hartanya untuk kesenangan akhirat itu masih langka…
Wanita yang menjaga dan memelihara kecantikan wajahnya itu sudah biasa terlihat
namun wanita yang menjaga dan memelihara kesucian hatinya sulit ditemukan…
Wanita yang mempertontonkan auratnya itu sudah membuat dunia ini lebih panas…
namun wanita yang senantiasa menutup aurat dan menjaga kehormatannya itu senantiasa menyejukkan mata …
Dan terakhir…
Ingin menjadi wanita yang bagaimanakah anda …
wahai saudariku…
pilihanmu adalah masa depanmu di dunia dan akhirat…
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
namun, wanita yang elok perilaku dan jiwanya itu masih sedikit…
Wanita yang kaya harta itu telah mendominasi dunia…
namun, wanita yang kaya hati itu masih minim di dunia…
Wanita yang cerdas intelektual itu tak terbilang jumlahnya…
namun wanita yang cerdas dalam menjaga kehormatannya itu langka…
wanita yang aktif berkarier itu bejibun jumlahnya memenuhi dunia…
namun wanita yang aktif ‘tuk menjadi ibu dari anak-anak yang shalih/shalihah itu sulit dicari…
Wanita yang katanya setia pada pacar yang mau mengorbankan segalanya untuk pacar itu bisa ditemukan berserakan….
Namun wanita yang setia pada suaminya dan mau mengorbankan jiwa raganya untuk kebahagiaan dunia akhirat itu sulit untuk mendapatkannya…
Wanita yang rela membuang hartanya untuk kesenangan dunia itu bukan barang langka…
namun wanita yang rela menginfakkan hartanya untuk kesenangan akhirat itu masih langka…
Wanita yang menjaga dan memelihara kecantikan wajahnya itu sudah biasa terlihat
namun wanita yang menjaga dan memelihara kesucian hatinya sulit ditemukan…
Wanita yang mempertontonkan auratnya itu sudah membuat dunia ini lebih panas…
namun wanita yang senantiasa menutup aurat dan menjaga kehormatannya itu senantiasa menyejukkan mata …
Dan terakhir…
Ingin menjadi wanita yang bagaimanakah anda …
wahai saudariku…
pilihanmu adalah masa depanmu di dunia dan akhirat…
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
logo
ni logonya, kalo kurang comment aja.
shiizhaa art 23/10/10
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Ketika Hati Masih Ragu Untuk Berjilbab
Dalam artikel ini, ada sebuah pertanyaan dari seseorang yang masih ragu untuk menutup aurat.
semoga dapat diambil ibrohnya.
Bagi yang ingin share, silakan.
Barokallahu fiikum..
Ada yang bertanya :
"saya termasuk orang yang plin-plan kadang ya-kadang tidak,kenapa yach? salah satunya adalah saya sangat ingin sekali memakai jilbab tapi ,maaf saya masih agak malu dan belum siap, jadi saya masih ragu2 utk berjilbab...
Jawaban :
Ketahuilah bahwa rasa ragu dan ketidaktetapan yang bergejolak di hati Anda merupakan bisikan syetan. Syetan sekarang ini sedang berjuang mati-matian untuk menghembuskan rasa ragu dan syak ke dalam hati Anda. Dia membuat Anda menjadi gamang dan bingung dalam melangkahkan kaki ke dalam sinar cahaya dari Allah SWT.
Karena itu segeralah beristighfar, sucikan diri dan hati, datangilah orang-orang yang shalih dan mintalah petunjuk dan nasihat mereka. Perbanyaklah mengingat dosa dan amal buruk yang selama ini sudah Anda lakukan, lalu bayangkan bagaimana Anda harus mempertanggung-jawabkan semua itu kelak di akhirat.
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun ?" (QS. Al-Hadid : 16).
Apakah sampai saat ini Anda masih tetap ingin menumpuk dosa dan menjalankan maksiat sementara sudah ada menunjukkan jalan yang lurus terbentang di depan Anda.
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS. Al-Ahzab : 36).
Katakanlah:
"Aku berlidung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia." (QS. An-Naas : 1-6).
Yang harus Anda lakukan sekarang ini adalah mengusir syetan itu dan musuhilah dia, karena dia adalah musuh.
"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Fathir : 6).
Allah SWT berfirman :
“Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya." (QS. An-Nur : 30-31).
Allah SWT berfirman :
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).
Ayat tersebut menjelaskan pada kita bahwa menutup aurat adalah kewajiban setiap mukminah dan merupakan tanda keimanan mereka
Sekarang segeralah mantapkan hati Anda. Apakah Anda mau melangkah saat ini atau masih mau menunda-nundanya lagi. Bukankah kita semua tidak tahu bahwa ajal itu bisa datang kapan saja ?
wallahua'lam bishshawab
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
semoga dapat diambil ibrohnya.
Bagi yang ingin share, silakan.
Barokallahu fiikum..
Ada yang bertanya :
"saya termasuk orang yang plin-plan kadang ya-kadang tidak,kenapa yach? salah satunya adalah saya sangat ingin sekali memakai jilbab tapi ,maaf saya masih agak malu dan belum siap, jadi saya masih ragu2 utk berjilbab...
Jawaban :
Ketahuilah bahwa rasa ragu dan ketidaktetapan yang bergejolak di hati Anda merupakan bisikan syetan. Syetan sekarang ini sedang berjuang mati-matian untuk menghembuskan rasa ragu dan syak ke dalam hati Anda. Dia membuat Anda menjadi gamang dan bingung dalam melangkahkan kaki ke dalam sinar cahaya dari Allah SWT.
Karena itu segeralah beristighfar, sucikan diri dan hati, datangilah orang-orang yang shalih dan mintalah petunjuk dan nasihat mereka. Perbanyaklah mengingat dosa dan amal buruk yang selama ini sudah Anda lakukan, lalu bayangkan bagaimana Anda harus mempertanggung-jawabkan semua itu kelak di akhirat.
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun ?" (QS. Al-Hadid : 16).
Apakah sampai saat ini Anda masih tetap ingin menumpuk dosa dan menjalankan maksiat sementara sudah ada menunjukkan jalan yang lurus terbentang di depan Anda.
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS. Al-Ahzab : 36).
Katakanlah:
"Aku berlidung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia." (QS. An-Naas : 1-6).
Yang harus Anda lakukan sekarang ini adalah mengusir syetan itu dan musuhilah dia, karena dia adalah musuh.
"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Fathir : 6).
Allah SWT berfirman :
“Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya." (QS. An-Nur : 30-31).
Allah SWT berfirman :
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).
Ayat tersebut menjelaskan pada kita bahwa menutup aurat adalah kewajiban setiap mukminah dan merupakan tanda keimanan mereka
Sekarang segeralah mantapkan hati Anda. Apakah Anda mau melangkah saat ini atau masih mau menunda-nundanya lagi. Bukankah kita semua tidak tahu bahwa ajal itu bisa datang kapan saja ?
wallahua'lam bishshawab
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
busana muslimah tapi ketat, ko bisa?? kita ulas balik.
Betapa banyak kita lihat saat ini, wanita-wanita berbusana muslimah, namun masih dalam keadaan ketat. Sungguh kadang hati terasa perih. Apa bedanya penampilan mereka yang berkerudung dengan penampilan wanita lain yang tidak berkerudung jika sama-sama ketatnya[?] Oleh karena itu, pembahasan kita saat ini adalah mengenai pakaian wanita muslimah yang seharusnya mereka pakai.
Beberapa syarat busana muslimah yang benar adalah sebagai berikut:
Syarat pertama: pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ingat, selain kedua anggota tubuh ini wajib ditutupi termasuk juga telapak kaki.
Syarat kedua: bukan pakaian untuk berhias seperti yang banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar makhluk bernyawa, apalagi gambarnya lambang partai politik! Yang terkahir ini bahkan bisa menimbulkan perpecahan di antara kaum muslimin.
Ingatlah, bahwa maksud perintah untuk mengenakan jilbab adalah perintah untuk menutupi perhiasan wanita. Dengan demikian, tidak masuk akal bila jilbab yang berfungsi untuk menutup perhiasan wanita malah menjadi pakaian untuk berhias sebagaimana yang sering kita temukan.
Syarat ketiga: pakaian tersebut tidak tipis dan tidak tembus pandang yang dapat menampakkan bentuk lekuk tubuh. Pakaian muslimah juga harus longgar dan tidak ketat sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
Cermatilah, dari sini kita bisa menilai apakah jilbab gaul yang tipis dan ketat yang banyak dikenakan para mahasiswi maupun ibu-ibu di sekitar kita dan bahkan para artis itu sesuai syari’at atau tidak.
Syarat keempat: tidak diberi wewangian atau parfum.
Syarat kelima: tidak boleh menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Betapa sedih hati ini melihat kaum hawa sekarang ini begitu antusias menggandrungi mode-mode busana barat baik melalui majalah, televisi, dan foto-foto tata rias para artis dan bintang film. Laa haula walaa quwwata illa billah.
Syarat keenam: bukan pakaian untuk mencari ketenaran atau popularitas (baca: pakaian syuhroh).
Pakaian syuhroh di sini bisa bentuknya adalah pakaian yang paling mewah atau pakaian yang paling kere atau kumuh sehingga terlihat sebagai orang yang zuhud. Kadang pula maksud pakaian syuhroh adalah pakaian yang berbeda dengan pakaian yang biasa dipakai di negeri tersebut dan tidak digunakan di zaman itu. Semua pakaian syuhroh seperti ini terlarang.
Syarat ketujuh: pakaian tersebut terbebas dari salib.
Syarat kedelapan: pakaian tersebut tidak terdapat gambar makhluk bernyawa (manusia dan hewan).
Gambar makhluk juga termasuk perhiasan. Jadi, hal ini sudah termasuk dalam larangan bertabaruj sebagaimana yang disebutkan dalam syarat kedua di atas. Ada pula dalil lain yang mendukung hal ini.
Syarat kesembilan: pakaian tersebut berasal dari bahan yang suci dan halal.
Syarat kesepuluh: pakaian tersebut bukan pakaian kesombongan.
Syarat kesebelas: pakaian tersebut bukan pakaian pemborosan .
Syarat keduabelas: bukan pakaian yang mencocoki pakaian ahlu bid’ah. Seperti mengharuskan memakai pakaian hitam ketika mendapat musibah sebagaimana yang dilakukan oleh Syi’ah Rofidhoh pada wanita mereka ketika berada di bulan Muharram. Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa pengharusan seperti ini adalah syi’ar batil yang tidak ada landasannya.
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Beberapa syarat busana muslimah yang benar adalah sebagai berikut:
Syarat pertama: pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ingat, selain kedua anggota tubuh ini wajib ditutupi termasuk juga telapak kaki.
Syarat kedua: bukan pakaian untuk berhias seperti yang banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar makhluk bernyawa, apalagi gambarnya lambang partai politik! Yang terkahir ini bahkan bisa menimbulkan perpecahan di antara kaum muslimin.
Ingatlah, bahwa maksud perintah untuk mengenakan jilbab adalah perintah untuk menutupi perhiasan wanita. Dengan demikian, tidak masuk akal bila jilbab yang berfungsi untuk menutup perhiasan wanita malah menjadi pakaian untuk berhias sebagaimana yang sering kita temukan.
Syarat ketiga: pakaian tersebut tidak tipis dan tidak tembus pandang yang dapat menampakkan bentuk lekuk tubuh. Pakaian muslimah juga harus longgar dan tidak ketat sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
Cermatilah, dari sini kita bisa menilai apakah jilbab gaul yang tipis dan ketat yang banyak dikenakan para mahasiswi maupun ibu-ibu di sekitar kita dan bahkan para artis itu sesuai syari’at atau tidak.
Syarat keempat: tidak diberi wewangian atau parfum.
Syarat kelima: tidak boleh menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Betapa sedih hati ini melihat kaum hawa sekarang ini begitu antusias menggandrungi mode-mode busana barat baik melalui majalah, televisi, dan foto-foto tata rias para artis dan bintang film. Laa haula walaa quwwata illa billah.
Syarat keenam: bukan pakaian untuk mencari ketenaran atau popularitas (baca: pakaian syuhroh).
Pakaian syuhroh di sini bisa bentuknya adalah pakaian yang paling mewah atau pakaian yang paling kere atau kumuh sehingga terlihat sebagai orang yang zuhud. Kadang pula maksud pakaian syuhroh adalah pakaian yang berbeda dengan pakaian yang biasa dipakai di negeri tersebut dan tidak digunakan di zaman itu. Semua pakaian syuhroh seperti ini terlarang.
Syarat ketujuh: pakaian tersebut terbebas dari salib.
Syarat kedelapan: pakaian tersebut tidak terdapat gambar makhluk bernyawa (manusia dan hewan).
Gambar makhluk juga termasuk perhiasan. Jadi, hal ini sudah termasuk dalam larangan bertabaruj sebagaimana yang disebutkan dalam syarat kedua di atas. Ada pula dalil lain yang mendukung hal ini.
Syarat kesembilan: pakaian tersebut berasal dari bahan yang suci dan halal.
Syarat kesepuluh: pakaian tersebut bukan pakaian kesombongan.
Syarat kesebelas: pakaian tersebut bukan pakaian pemborosan .
Syarat keduabelas: bukan pakaian yang mencocoki pakaian ahlu bid’ah. Seperti mengharuskan memakai pakaian hitam ketika mendapat musibah sebagaimana yang dilakukan oleh Syi’ah Rofidhoh pada wanita mereka ketika berada di bulan Muharram. Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa pengharusan seperti ini adalah syi’ar batil yang tidak ada landasannya.
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
pakaian yang mesti engkau pakai, saudariku.
Betapa banyak kita lihat saat ini, wanita-wanita berbusana muslimah, namun masih dalam keadaan ketat. Sungguh kadang hati terasa perih. Apa bedanya penampilan mereka yang berkerudung dengan penampilan wanita lain yang tidak berkerudung jika sama-sama ketatnya[?]
Oleh karena itu, pembahasan kita saat ini adalah mengenai pakaian wanita muslimah yang seharusnya mereka pakai. Pembahasan kali ini adalah lanjutan dari pembahasan "Wanita yang Berpakaian Tetapi Telanjang". Semoga bermanfaat. Hanya Allah lah yang dapat memberi taufik dan hidayah.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59). Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.
Dari tafsiran yang shohih ini terlihat bahwa wajah bukanlah aurat. Jadi, hukum menutup wajah adalah mustahab (dianjurkan). (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Amru Abdul Mun’im, hal. 14)
Syarat Pakaian Wanita yang Harus Diperhatikan
Pakaian wanita yang benar dan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya memiliki syarat-syarat. Jadi belum tentu setiap pakaian yang dikatakan sebagai pakaian muslimah atau dijual di toko muslimah dapat kita sebut sebagai pakaian yang syar’i. Semua pakaian tadi harus kita kembalikan pada syarat-syarat pakaian muslimah.
Para ulama telah menyebutkan syarat-syarat ini dan ini semua tidak menunjukkan bahwa pakaian yang memenuhi syarat seperti ini adalah pakaian golongan atau aliran tertentu. Tidak sama sekali. Semua syarat pakaian wanita ini adalah syarat yang berasal dari Al Qur’an dan hadits yang shohih, bukan pemahaman golongan atau aliran tertentu. Kami mohon jangan disalah pahami.
Ulama yang merinci syarat ini dan sangat bagus penjelasannya adalah Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah –ulama pakar hadits abad ini-. Lalu ada ulama yang melengkapi syarat yang beliau sampaikan yaitu Syaikh Amru Abdul Mun’im hafizhohullah. Ingat sekali lagi, syarat yang para ulama sebutkan bukan mereka karang-karang sendiri. Namun semua yang mereka sampaikan berdasarkan Al Qur’an dan hadits yang shohih.
Syarat pertama: pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ingat, selain kedua anggota tubuh ini wajib ditutupi termasuk juga telapak kaki.
Syarat kedua: bukan pakaian untuk berhias seperti yang banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar makhluk bernyawa, apalagi gambarnya lambang partai politik! Yang terkahir ini bahkan bisa menimbulkan perpecahan di antara kaum muslimin.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33). Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang mestinya ditutup karena hal itu dapat menggoda kaum lelaki.
Ingatlah, bahwa maksud perintah untuk mengenakan jilbab adalah perintah untuk menutupi perhiasan wanita. Dengan demikian, tidak masuk akal bila jilbab yang berfungsi untuk menutup perhiasan wanita malah menjadi pakaian untuk berhias sebagaimana yang sering kita temukan.
Syarat ketiga: pakaian tersebut tidak tipis dan tidak tembus pandang yang dapat menampakkan bentuk lekuk tubuh. Pakaian muslimah juga harus longgar dan tidak ketat sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
Dalam sebuah hadits shohih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini.” (HR.Muslim)
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis sehingga dapat menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, 125-126)
Cermatilah, dari sini kita bisa menilai apakah jilbab gaul yang tipis dan ketat yang banyak dikenakan para mahasiswi maupun ibu-ibu di sekitar kita dan bahkan para artis itu sesuai syari’at atau tidak.
Syarat keempat: tidak diberi wewangian atau parfum.
Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Perempuan mana saja yang memakai wewangian, lalu melewati kaum pria agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah wanita pezina.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih). Lihatlah ancaman yang keras ini!
Syarat kelima: tidak boleh menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
لَعَنَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ ، وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ
“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Bukhari no. 6834)
Sungguh meremukkan hati kita, bagaimana kaum wanita masa kini berbondong-bondong merampas sekian banyak jenis pakaian pria. Hampir tidak ada jenis pakaian pria satu pun kecuali wanita bebas-bebas saja memakainya, sehingga terkadang seseorang tak mampu membedakan lagi, mana yang pria dan wanita dikarenakan mengenakan celana panjang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)
Betapa sedih hati ini melihat kaum hawa sekarang ini begitu antusias menggandrungi mode-mode busana barat baik melalui majalah, televisi, dan foto-foto tata rias para artis dan bintang film. Laa haula walaa quwwata illa billah.
Syarat keenam: bukan pakaian untuk mencari ketenaran atau popularitas (baca: pakaian syuhroh).
Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِى الدُّنْيَا أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ أَلْهَبَ فِيهِ نَارًا
“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhroh di dunia, niscaya Allah akan mengenakan pakaian kehinaan padanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)
Pakaian syuhroh di sini bisa bentuknya adalah pakaian yang paling mewah atau pakaian yang paling kere atau kumuh sehingga terlihat sebagai orang yang zuhud. Kadang pula maksud pakaian syuhroh adalah pakaian yang berbeda dengan pakaian yang biasa dipakai di negeri tersebut dan tidak digunakan di zaman itu. Semua pakaian syuhroh seperti ini terlarang.
Syarat ketujuh: pakaian tersebut terbebas dari salib.
Dari Diqroh Ummu Abdirrahman bin Udzainah, dia berkata,
كُنَّا نَطُوفُ بِالْبَيْتِ مَعَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ فَرَأَتْ عَلَى امْرَأَةٍ بُرْداً فِيهِ تَصْلِيبٌ فَقَالَتْ أُمُّ الْمُؤْمِنِينَ اطْرَحِيهِ اطْرَحِيهِ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى نَحْوَ هَذَا قَضَبَهُ
“Dulu kami pernah berthowaf di Ka’bah bersama Ummul Mukminin (Aisyah), lalu beliau melihat wanita yang mengenakan burdah yang terdapat salib. Ummul Mukminin lantas mengatakan, “Lepaskanlah salib tersebut. Lepaskanlah salib tersebut. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat semacam itu, beliau menghilangkannya.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Ibnu Muflih dalam Al Adabusy Syar’iyyah mengatakan, “Salib di pakaian dan lainnya adalah sesuatu yang terlarang. Ibnu Hamdan memaksudkan bahwa hukumnya haram.”
Syarat kedelapan: pakaian tersebut tidak terdapat gambar makhluk bernyawa (manusia dan hewan).
Gambar makhluk juga termasuk perhiasan. Jadi, hal ini sudah termasuk dalam larangan bertabaruj sebagaimana yang disebutkan dalam syarat kedua di atas. Ada pula dalil lain yang mendukung hal ini.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki rumahku, lalu di sana ada kain yang tertutup gambar (makhluk bernyawa yang memiliki ruh, pen). Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya, beliau langsung merubah warnanya dan menyobeknya. Setelah itu beliau bersabda,
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ الذِّيْنَ يُشَبِّهُوْنَ ِبخَلْقِ اللهِ
”Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah yang menyerupakan ciptaan Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan ini adalah lafazhnya. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, An Nasa’i dan Ahmad)
Syarat kesembilan: pakaian tersebut berasal dari bahan yang suci dan halal.
Syarat kesepuluh: pakaian tersebut bukan pakaian kesombongan.
Syarat kesebelas: pakaian tersebut bukan pakaian pemborosan .
Syarat keduabelas: bukan pakaian yang mencocoki pakaian ahlu bid’ah. Seperti mengharuskan memakai pakaian hitam ketika mendapat musibah sebagaimana yang dilakukan oleh Syi’ah Rofidhoh pada wanita mereka ketika berada di bulan Muharram. Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa pengharusan seperti ini adalah syi’ar batil yang tidak ada landasannya.
Inilah penjelasan ringkas mengenai syarat-syarat jilbab. Jika pembaca ingin melihat penjelasan selengkapnya, silakan lihat kitab Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani. Kitab ini sudah diterjemahkan dengan judul ‘Jilbab Wanita Muslimah’. Juga bisa dilengkapi lagi dengan kitab Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah yang ditulis oleh Syaikh Amru Abdul Mun’im yang melengkapi pembahasan Syaikh Al Albani.
Terakhir, kami nasehatkan kepada kaum pria untuk memperingatkan istri, anggota keluarga atau saudaranya mengeanai masalah pakaian ini. Sungguh kita selaku kaum pria sering lalai dari hal ini. Semoga ayat ini dapat menjadi nasehatkan bagi kita semua.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)
Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua dalam mematuhi setiap perintah-Nya dan menjauhi setiap larangan-Nya.
Alhamdullillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihat.
- - - - - - -
ana sharing dari sini
baca juga ya artikel sebelumnya.. part 1, part 2
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Oleh karena itu, pembahasan kita saat ini adalah mengenai pakaian wanita muslimah yang seharusnya mereka pakai. Pembahasan kali ini adalah lanjutan dari pembahasan "Wanita yang Berpakaian Tetapi Telanjang". Semoga bermanfaat. Hanya Allah lah yang dapat memberi taufik dan hidayah.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59). Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.
Dari tafsiran yang shohih ini terlihat bahwa wajah bukanlah aurat. Jadi, hukum menutup wajah adalah mustahab (dianjurkan). (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Amru Abdul Mun’im, hal. 14)
Syarat Pakaian Wanita yang Harus Diperhatikan
Pakaian wanita yang benar dan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya memiliki syarat-syarat. Jadi belum tentu setiap pakaian yang dikatakan sebagai pakaian muslimah atau dijual di toko muslimah dapat kita sebut sebagai pakaian yang syar’i. Semua pakaian tadi harus kita kembalikan pada syarat-syarat pakaian muslimah.
Para ulama telah menyebutkan syarat-syarat ini dan ini semua tidak menunjukkan bahwa pakaian yang memenuhi syarat seperti ini adalah pakaian golongan atau aliran tertentu. Tidak sama sekali. Semua syarat pakaian wanita ini adalah syarat yang berasal dari Al Qur’an dan hadits yang shohih, bukan pemahaman golongan atau aliran tertentu. Kami mohon jangan disalah pahami.
Ulama yang merinci syarat ini dan sangat bagus penjelasannya adalah Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah –ulama pakar hadits abad ini-. Lalu ada ulama yang melengkapi syarat yang beliau sampaikan yaitu Syaikh Amru Abdul Mun’im hafizhohullah. Ingat sekali lagi, syarat yang para ulama sebutkan bukan mereka karang-karang sendiri. Namun semua yang mereka sampaikan berdasarkan Al Qur’an dan hadits yang shohih.
Syarat pertama: pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ingat, selain kedua anggota tubuh ini wajib ditutupi termasuk juga telapak kaki.
Syarat kedua: bukan pakaian untuk berhias seperti yang banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar makhluk bernyawa, apalagi gambarnya lambang partai politik! Yang terkahir ini bahkan bisa menimbulkan perpecahan di antara kaum muslimin.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33). Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang mestinya ditutup karena hal itu dapat menggoda kaum lelaki.
Ingatlah, bahwa maksud perintah untuk mengenakan jilbab adalah perintah untuk menutupi perhiasan wanita. Dengan demikian, tidak masuk akal bila jilbab yang berfungsi untuk menutup perhiasan wanita malah menjadi pakaian untuk berhias sebagaimana yang sering kita temukan.
Syarat ketiga: pakaian tersebut tidak tipis dan tidak tembus pandang yang dapat menampakkan bentuk lekuk tubuh. Pakaian muslimah juga harus longgar dan tidak ketat sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh.
Dalam sebuah hadits shohih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini.” (HR.Muslim)
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis sehingga dapat menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, 125-126)
Cermatilah, dari sini kita bisa menilai apakah jilbab gaul yang tipis dan ketat yang banyak dikenakan para mahasiswi maupun ibu-ibu di sekitar kita dan bahkan para artis itu sesuai syari’at atau tidak.
Syarat keempat: tidak diberi wewangian atau parfum.
Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Perempuan mana saja yang memakai wewangian, lalu melewati kaum pria agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah wanita pezina.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih). Lihatlah ancaman yang keras ini!
Syarat kelima: tidak boleh menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
لَعَنَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ ، وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ
“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Bukhari no. 6834)
Sungguh meremukkan hati kita, bagaimana kaum wanita masa kini berbondong-bondong merampas sekian banyak jenis pakaian pria. Hampir tidak ada jenis pakaian pria satu pun kecuali wanita bebas-bebas saja memakainya, sehingga terkadang seseorang tak mampu membedakan lagi, mana yang pria dan wanita dikarenakan mengenakan celana panjang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus)
Betapa sedih hati ini melihat kaum hawa sekarang ini begitu antusias menggandrungi mode-mode busana barat baik melalui majalah, televisi, dan foto-foto tata rias para artis dan bintang film. Laa haula walaa quwwata illa billah.
Syarat keenam: bukan pakaian untuk mencari ketenaran atau popularitas (baca: pakaian syuhroh).
Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِى الدُّنْيَا أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ أَلْهَبَ فِيهِ نَارًا
“Barangsiapa mengenakan pakaian syuhroh di dunia, niscaya Allah akan mengenakan pakaian kehinaan padanya pada hari kiamat, kemudian membakarnya dengan api neraka.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)
Pakaian syuhroh di sini bisa bentuknya adalah pakaian yang paling mewah atau pakaian yang paling kere atau kumuh sehingga terlihat sebagai orang yang zuhud. Kadang pula maksud pakaian syuhroh adalah pakaian yang berbeda dengan pakaian yang biasa dipakai di negeri tersebut dan tidak digunakan di zaman itu. Semua pakaian syuhroh seperti ini terlarang.
Syarat ketujuh: pakaian tersebut terbebas dari salib.
Dari Diqroh Ummu Abdirrahman bin Udzainah, dia berkata,
كُنَّا نَطُوفُ بِالْبَيْتِ مَعَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ فَرَأَتْ عَلَى امْرَأَةٍ بُرْداً فِيهِ تَصْلِيبٌ فَقَالَتْ أُمُّ الْمُؤْمِنِينَ اطْرَحِيهِ اطْرَحِيهِ فَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى نَحْوَ هَذَا قَضَبَهُ
“Dulu kami pernah berthowaf di Ka’bah bersama Ummul Mukminin (Aisyah), lalu beliau melihat wanita yang mengenakan burdah yang terdapat salib. Ummul Mukminin lantas mengatakan, “Lepaskanlah salib tersebut. Lepaskanlah salib tersebut. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat semacam itu, beliau menghilangkannya.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Ibnu Muflih dalam Al Adabusy Syar’iyyah mengatakan, “Salib di pakaian dan lainnya adalah sesuatu yang terlarang. Ibnu Hamdan memaksudkan bahwa hukumnya haram.”
Syarat kedelapan: pakaian tersebut tidak terdapat gambar makhluk bernyawa (manusia dan hewan).
Gambar makhluk juga termasuk perhiasan. Jadi, hal ini sudah termasuk dalam larangan bertabaruj sebagaimana yang disebutkan dalam syarat kedua di atas. Ada pula dalil lain yang mendukung hal ini.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki rumahku, lalu di sana ada kain yang tertutup gambar (makhluk bernyawa yang memiliki ruh, pen). Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya, beliau langsung merubah warnanya dan menyobeknya. Setelah itu beliau bersabda,
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ القِيَامَةِ الذِّيْنَ يُشَبِّهُوْنَ ِبخَلْقِ اللهِ
”Sesungguhnya manusia yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah yang menyerupakan ciptaan Allah.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan ini adalah lafazhnya. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, An Nasa’i dan Ahmad)
Syarat kesembilan: pakaian tersebut berasal dari bahan yang suci dan halal.
Syarat kesepuluh: pakaian tersebut bukan pakaian kesombongan.
Syarat kesebelas: pakaian tersebut bukan pakaian pemborosan .
Syarat keduabelas: bukan pakaian yang mencocoki pakaian ahlu bid’ah. Seperti mengharuskan memakai pakaian hitam ketika mendapat musibah sebagaimana yang dilakukan oleh Syi’ah Rofidhoh pada wanita mereka ketika berada di bulan Muharram. Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa pengharusan seperti ini adalah syi’ar batil yang tidak ada landasannya.
Inilah penjelasan ringkas mengenai syarat-syarat jilbab. Jika pembaca ingin melihat penjelasan selengkapnya, silakan lihat kitab Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani. Kitab ini sudah diterjemahkan dengan judul ‘Jilbab Wanita Muslimah’. Juga bisa dilengkapi lagi dengan kitab Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah yang ditulis oleh Syaikh Amru Abdul Mun’im yang melengkapi pembahasan Syaikh Al Albani.
Terakhir, kami nasehatkan kepada kaum pria untuk memperingatkan istri, anggota keluarga atau saudaranya mengeanai masalah pakaian ini. Sungguh kita selaku kaum pria sering lalai dari hal ini. Semoga ayat ini dapat menjadi nasehatkan bagi kita semua.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)
Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua dalam mematuhi setiap perintah-Nya dan menjauhi setiap larangan-Nya.
Alhamdullillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihat.
- - - - - - -
ana sharing dari sini
baca juga ya artikel sebelumnya.. part 1, part 2
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
wanita yang berpakaian tapi telanjang.
Saat ini sangat berbeda dengan beberapa tahun silam. Sekarang para wanita sudah banyak yang mulai membuka aurat. Bukan hanya kepala yang dibuka atau telapak kaki, yang di mana kedua bagian ini wajib ditutupi. Namun, sekarang ini sudah banyak yang berani membuka paha dengan memakai celana atau rok setinggi betis. Ya Allah, kepada Engkaulah kami mengadu, melihat kondisi zaman yang semakin rusak ini. Kami tidak tahu beberapa tahun mendatang, mungkin kondisinya akan semakin parah dan lebih parah dari saat ini. Mungkin beberapa tahun lagi, berpakaian ala barat yang transparan dan sangat memamerkan aurat akan menjadi budaya kaum muslimin. Semoga Allah melindungi keluarga kita dan generasi kaum muslimin dari musibah ini.
Tanda Benarnya Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275). Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.
Saudariku, pahamilah makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’
An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.
Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.
Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut.
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)
Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun, “Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)
Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna.
Pertama: wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.
Kedua: wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.
Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. (Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031)
Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat dapat kita maknakan: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.
Tidakkah Engkau Takut dengan Ancaman Ini
Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakaian pakaian tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan ancaman seperti ini?
An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliau rahimahullah:
Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya.
Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk surga. Wallahu Ta’ala a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Jika ancaman ini telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis? Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain? Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi? Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi? Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!
Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Mulailah dari sekarang untuk merubah diri menjadi yang lebih baik ....
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Tanda Benarnya Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275). Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.
Saudariku, pahamilah makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’
An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.
Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.
Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut.
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)
Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun, “Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)
Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna.
Pertama: wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.
Kedua: wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.
Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. (Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031)
Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat dapat kita maknakan: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.
Tidakkah Engkau Takut dengan Ancaman Ini
Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakaian pakaian tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan ancaman seperti ini?
An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliau rahimahullah:
Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya.
Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk surga. Wallahu Ta’ala a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)
Jika ancaman ini telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis? Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain? Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi? Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi? Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!
Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Mulailah dari sekarang untuk merubah diri menjadi yang lebih baik ....
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
buat para ukhti yang merasa aneh memakai cadar, dan ikhwan yang bingung melihat nisa bercadar.
Inilah yang belum dipahami oleh sebagian orang. Mereka merasa aneh dengan orang yang memakai cadar. Mungkin mereka belum tahu bahwa memakai cadar juga termasuk ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlepas apakah menutup wajah merupakan suatu yang wajib ataukah mustahab (dianjurkan).
Kita dapat melihat dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para wanita,
لاَ تَنْتَقِبُ المَرْأَةُ المُحْرِمَةُ وَلاَ تَلْبِسُ الْقَفَّازِيْنَ
“Wanita yang berihrom itu tidak boleh mengenakan niqob maupun kaos tangan.” (HR. Bukhari, An Nasa’i, Al Baihaqi, Ahmad dari Ibnu Umar secara marfu’ –yaitu sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-). Niqob adalah kain penutup wajah mulai dari hidung atau dari bawah lekuk mata ke bawah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ketika menafsirkan surat An Nur ayat 59 berkata, ”Ini menunjukkan bahwa cadar dan kaos tangan biasa dipakai oleh wanita-wanita yang tidak sedang berihrom. Hal itu menunjukkan bahwa mereka itu menutup wajah dan kedua tangan mereka.”
Sebagai bukti lainnya juga, dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Ummahatul Mukminin (Ibunda orang mukmin yaitu istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) biasa menutup wajah-wajah mereka. Di antara riwayat tersebut adalah :
Dari Asma’ binti Abu Bakr, dia berkata, ”Kami biasa menutupi wajah kami dari pandangan laki-laki pada saat berihram dan sebelum menutupi wajah kami menyisir rambut.” (HR. Hakim. Dikatakan oleh Al Hakim : hadits ini shohih. Hal ini juga disepakati oleh Adz Dzahabi)
Dari Shafiyah binti Syaibah, dia berkata, ”Saya pernah melihat Aisyah melakukan thowaf mengelilingi ka’bah dengan memakai cadar.” (HR. Ibnu Sa’ad dan Abdur Rozaq. Semua periwayat hadits ini tsiqoh/terpercaya kecuali Ibnu Juraij yang sering mentadlis dan dia meriwayatkan hadits ini dengan lafazh ‘an/dari)
Dari Abdullah bin ‘Umar, beliau berkata, ”Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlihatkan Shofiyah kepada para shahabiyah, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Aisyah mengenakan cadar di kerumunan para wanita. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui kalau itu adalah Aisyah dari cadarnya.” (HR. Ibnu Sa’ad)
Juga hal ini dipraktekan oleh orang-orang sholeh, sebagaimana terdapat dalam riwayat berikut.
Dari ‘Ashim bin Al Ahwal, katanya, ”Kami pernah mengunjungi Hafshoh bin Sirin (seorang tabi’iyah yang utama) yang ketika itu dia menggunakan jilbabnya sekaligus menutup wajahnya. Lalu, kami katakan kepadanya, ’Semoga Allah merahmati engkau. …’ “ (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi. Sanad hadits ini shohih)
Riwayat-riwayat di atas secara jelas menunjukkan bahwa praktek menutup wajah sudah dikenal di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan istri-istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengenakannya bahkan hal ini juga dilakukan oleh wanita-wanita sholehah sepeninggal mereka.
(Lihat penjelasan ini di kitab Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Syaikh Muhammad Nashirudin Al Albani, 104-109, Al Maktabah Al Islamiyyah Aman-Yordan. Edisi terjemahan ‘Jilbab Wanita Muslimah, Media Hidayah’)
Lalu bagaimana hukum menutup wajah itu sendiri? Apakah wajib atau mustahab (dianjurkan)?
Berikut kami akan sedikit menyinggung mengenai hal tersebut.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59). Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.
Dari tafsiran yang shohih ini terlihat bahwa wajah bukanlah aurat. Jadi, hukum menutup wajah adalah mustahab (dianjurkan).
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Kita dapat melihat dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para wanita,
لاَ تَنْتَقِبُ المَرْأَةُ المُحْرِمَةُ وَلاَ تَلْبِسُ الْقَفَّازِيْنَ
“Wanita yang berihrom itu tidak boleh mengenakan niqob maupun kaos tangan.” (HR. Bukhari, An Nasa’i, Al Baihaqi, Ahmad dari Ibnu Umar secara marfu’ –yaitu sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-). Niqob adalah kain penutup wajah mulai dari hidung atau dari bawah lekuk mata ke bawah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah ketika menafsirkan surat An Nur ayat 59 berkata, ”Ini menunjukkan bahwa cadar dan kaos tangan biasa dipakai oleh wanita-wanita yang tidak sedang berihrom. Hal itu menunjukkan bahwa mereka itu menutup wajah dan kedua tangan mereka.”
Sebagai bukti lainnya juga, dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Ummahatul Mukminin (Ibunda orang mukmin yaitu istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) biasa menutup wajah-wajah mereka. Di antara riwayat tersebut adalah :
Dari Asma’ binti Abu Bakr, dia berkata, ”Kami biasa menutupi wajah kami dari pandangan laki-laki pada saat berihram dan sebelum menutupi wajah kami menyisir rambut.” (HR. Hakim. Dikatakan oleh Al Hakim : hadits ini shohih. Hal ini juga disepakati oleh Adz Dzahabi)
Dari Shafiyah binti Syaibah, dia berkata, ”Saya pernah melihat Aisyah melakukan thowaf mengelilingi ka’bah dengan memakai cadar.” (HR. Ibnu Sa’ad dan Abdur Rozaq. Semua periwayat hadits ini tsiqoh/terpercaya kecuali Ibnu Juraij yang sering mentadlis dan dia meriwayatkan hadits ini dengan lafazh ‘an/dari)
Dari Abdullah bin ‘Umar, beliau berkata, ”Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlihatkan Shofiyah kepada para shahabiyah, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Aisyah mengenakan cadar di kerumunan para wanita. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui kalau itu adalah Aisyah dari cadarnya.” (HR. Ibnu Sa’ad)
Juga hal ini dipraktekan oleh orang-orang sholeh, sebagaimana terdapat dalam riwayat berikut.
Dari ‘Ashim bin Al Ahwal, katanya, ”Kami pernah mengunjungi Hafshoh bin Sirin (seorang tabi’iyah yang utama) yang ketika itu dia menggunakan jilbabnya sekaligus menutup wajahnya. Lalu, kami katakan kepadanya, ’Semoga Allah merahmati engkau. …’ “ (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi. Sanad hadits ini shohih)
Riwayat-riwayat di atas secara jelas menunjukkan bahwa praktek menutup wajah sudah dikenal di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan istri-istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengenakannya bahkan hal ini juga dilakukan oleh wanita-wanita sholehah sepeninggal mereka.
(Lihat penjelasan ini di kitab Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Syaikh Muhammad Nashirudin Al Albani, 104-109, Al Maktabah Al Islamiyyah Aman-Yordan. Edisi terjemahan ‘Jilbab Wanita Muslimah, Media Hidayah’)
Lalu bagaimana hukum menutup wajah itu sendiri? Apakah wajib atau mustahab (dianjurkan)?
Berikut kami akan sedikit menyinggung mengenai hal tersebut.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59). Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31). Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atho’ bin Abi Robbah, dan Mahkul Ad Dimasqiy bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan.
Dari tafsiran yang shohih ini terlihat bahwa wajah bukanlah aurat. Jadi, hukum menutup wajah adalah mustahab (dianjurkan).
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Kota Sejarah Yang Terlupakan
BARUS menjadi terkenal di seantero jagat ini karena komoditas utamanya, yakni Kapur Barus (champhor) yang berfungsi sebagai bahan medis seperti pembalseman jenazah. Selain Kapur Barus, daerah ini juga sangat terkenal sebagai penghasil kemenyan. Nama Barus sendiri banyak tercatat dalam bahasa asing seperti Yunani, Siria, China, Tamil, Arab, Jawa, Armenia, Melayu dan bahkan dalam bahasa Eropa dalam periode yang lebih muda. Pada sebagian catatan lain, Barus dikenal juga dengan nama Pancur, yaitu alih kata Fansur. Nama ini kemungkinan diadopsi dari penyair mistis Melayu yang terkenal dengan Hamzah al Fansuri.
Barus berada di Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara yang berjarak 63 km dari Kota Sibolga, merupakan daerah landai di antara Samudera Indonesia dan Bukit Barisan. Daerah itu dapat ditembuh dari Sibolga dengan jalan darat selama kurang lebih 2 jam. Kondisi jalan masih perlu diperbaiki karena terdapat jalan yang hancur total yang mempersulit jalur transportasi. Sementara itu, jalan dari arah Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan, menuju Barus sudah hancur total dan terpaksa dilalui oleh bus besar untuk mengangkut hasil bumi. Sementara mobil keluarga, untuk sementara waktu ini disarankan melalui Sibolga untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
Terkait potensi daerah itu dan juga banyaknya makam bersejarah di sana, peneliti dari Pusat Studi Sejarah dan IlmuIlmu Sosial Universitas Negeri Medan (PussisUnimed) Erond Damanik bersama rombongan menjelajah ke Barus pada 1819 September 2010.
Erond menyebutkan bila nama Barousai dalam karya Ptolemy, geograf asal Yunani merujuk pada nama Barus sekarang, maka daerah ini telah dikenal sejak abad ke5 sebagai bandar internasional yang memperdagangkan kapur barus dan kemenyan. Tetapi, penelitianpenelitian selama ini belum menemukan buktibukti arkeologis maupun historis yang menandai adanya pemukiman di daerah itu sebelum abad ke11, karena Prasasti Tamil sendiri yang ditemukan di Bukit Hasang Lobutua bertarikh 1088 M. “Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan di antara peneliti-peneliti yang meneliti tentang Barus,” ujarnya.
Sumber-sumber tentang Islam di Barus didasarkan pada efigrafi yang tertera pada batu nisan Islam (Islamic Tombstone) yang hingga kini terdapat sekitar 36 batu nisan bertulis di kompleks pekuburan Islam di Barus, disamping dua nisan yang telah disimpan di Museum Sumatera Utara di Medan. Batu nisan itu terletak di enam kompleks pekuburan, yaitu lima kompleks yang sudah diidentifikasi dan satu lagi belum teridentifikasi. Keseluruhan kompleks pemakaman tersebut adalah pekuburan makam Ibrahim. Sedangkan pekuburan belum teridentifikasi adalah pekuburan Papan Tinggi, pekuburan Ambar, pekuburan Maqdum dan pekuburan Mahligai. “Ukuran nisannisannya sangat variatif dan tidak semua terletak pada posisi aslinya karena sering tercabut dan digeser oleh masyarakat,” kata Erond.
Erond mengatakan, makam tertua di antara enam pekuburan tua tersebut terdapat di pekuburan Ibrahim yang terletak di simpang jalan menuju pekuburan Papan Tinggi dan Kota Barus dengan tarikh 772 H atau 1370 M yang menggunakan bahasa Arab dan Persia.
Demikian pula di antara enam kompleks pekuburan tersebut, terdapat satu makam yang sering dikunjungi oleh peziarah yang dikenal dengan Makam Papan Tinggi, yang terletak di Desa Pananggahan Kecamatan Barus Utara Kabupaten Tapanuli Tengah. Makam tersebut terletak di atas sebuah bukit dengan ketinggian 215 meter yang dapat dicapai dengan menaiki 705 anak tangga. Di kompleks makam ini terdapat sepasang nisan yang kedua sisi dari masingmasing nisan terdapat tulisan. Jika berada di atas puncak bukit, maka akan tampak panorama yang indah Samudera Indonesia yang berdampingan dengan perbukitan Bukit Barisan yang mengantarai Kota Barus. Pembangunan anak tangga dan pemagaran seluruh kompleks makam di Barus selesai pada tahun 1986 yang diperoleh dari bantuan Pemprovsu.
Dengan merujuk buku “Inskripsi Islam Tertua Di Indonesia (Ludvik Kalus, 2008)”, maupun “Barus Seribu Tahun Yang Lalu (Claude Guillot, 2008)” diketahui makam tersebut adalah makam dari Syekh Mahmud bertarikh 829 H atau 14256 M dengan jarak nisan sekitar 7 meter. Dari segi gaya tulisannya dapat dikenali bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab dan Persia yang dipahat dengan huruf timbul pada batu granit dengan tekstur yang sama.
Sementara menyoal tentang penelitian arkeologi, menurut Erond, telah dilakukan sejak tahun 1970an yang diawali oleh survei oleh Hasan Ambary dari Pusat Arkeologi Nasional pada tahun 70an dan survei yang lebih intensif dilakukan oleh Nurhadi, dkk pada tahun 1988. Penelitian intensif selama 10 tahun dilakukan oleh EFEO Perancis dari tahun 19952005 silam dengan bekerjasama dengan Balai Arkeologi Medan. Hasilhasil penelitian seperti keramik, gerabah, mata uang, dan prasasti telah disimpan sebagian di museum Sumatera Utara di Medan, Museum Nasional Jakarta Maupun di Balai Arkeologi Medan. Nisan Islam masih dapat ditemui di kompleks pemakaman di Barus.
Berdasarkan angka tahun pada nisan Islam yang terdapat di Barus, Pussis menyimpulkan bahwa Islam muncul pada periode belakangan khususnya pada abad ke14, sedang Barus sebagai bandar perdagangan internasional pada abad ke11 yang diperoleh dari Prasasti Tamil. (m15)
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Barus berada di Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara yang berjarak 63 km dari Kota Sibolga, merupakan daerah landai di antara Samudera Indonesia dan Bukit Barisan. Daerah itu dapat ditembuh dari Sibolga dengan jalan darat selama kurang lebih 2 jam. Kondisi jalan masih perlu diperbaiki karena terdapat jalan yang hancur total yang mempersulit jalur transportasi. Sementara itu, jalan dari arah Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan, menuju Barus sudah hancur total dan terpaksa dilalui oleh bus besar untuk mengangkut hasil bumi. Sementara mobil keluarga, untuk sementara waktu ini disarankan melalui Sibolga untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
Terkait potensi daerah itu dan juga banyaknya makam bersejarah di sana, peneliti dari Pusat Studi Sejarah dan IlmuIlmu Sosial Universitas Negeri Medan (PussisUnimed) Erond Damanik bersama rombongan menjelajah ke Barus pada 1819 September 2010.
Erond menyebutkan bila nama Barousai dalam karya Ptolemy, geograf asal Yunani merujuk pada nama Barus sekarang, maka daerah ini telah dikenal sejak abad ke5 sebagai bandar internasional yang memperdagangkan kapur barus dan kemenyan. Tetapi, penelitianpenelitian selama ini belum menemukan buktibukti arkeologis maupun historis yang menandai adanya pemukiman di daerah itu sebelum abad ke11, karena Prasasti Tamil sendiri yang ditemukan di Bukit Hasang Lobutua bertarikh 1088 M. “Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan di antara peneliti-peneliti yang meneliti tentang Barus,” ujarnya.
Sumber-sumber tentang Islam di Barus didasarkan pada efigrafi yang tertera pada batu nisan Islam (Islamic Tombstone) yang hingga kini terdapat sekitar 36 batu nisan bertulis di kompleks pekuburan Islam di Barus, disamping dua nisan yang telah disimpan di Museum Sumatera Utara di Medan. Batu nisan itu terletak di enam kompleks pekuburan, yaitu lima kompleks yang sudah diidentifikasi dan satu lagi belum teridentifikasi. Keseluruhan kompleks pemakaman tersebut adalah pekuburan makam Ibrahim. Sedangkan pekuburan belum teridentifikasi adalah pekuburan Papan Tinggi, pekuburan Ambar, pekuburan Maqdum dan pekuburan Mahligai. “Ukuran nisannisannya sangat variatif dan tidak semua terletak pada posisi aslinya karena sering tercabut dan digeser oleh masyarakat,” kata Erond.
Erond mengatakan, makam tertua di antara enam pekuburan tua tersebut terdapat di pekuburan Ibrahim yang terletak di simpang jalan menuju pekuburan Papan Tinggi dan Kota Barus dengan tarikh 772 H atau 1370 M yang menggunakan bahasa Arab dan Persia.
Demikian pula di antara enam kompleks pekuburan tersebut, terdapat satu makam yang sering dikunjungi oleh peziarah yang dikenal dengan Makam Papan Tinggi, yang terletak di Desa Pananggahan Kecamatan Barus Utara Kabupaten Tapanuli Tengah. Makam tersebut terletak di atas sebuah bukit dengan ketinggian 215 meter yang dapat dicapai dengan menaiki 705 anak tangga. Di kompleks makam ini terdapat sepasang nisan yang kedua sisi dari masingmasing nisan terdapat tulisan. Jika berada di atas puncak bukit, maka akan tampak panorama yang indah Samudera Indonesia yang berdampingan dengan perbukitan Bukit Barisan yang mengantarai Kota Barus. Pembangunan anak tangga dan pemagaran seluruh kompleks makam di Barus selesai pada tahun 1986 yang diperoleh dari bantuan Pemprovsu.
Dengan merujuk buku “Inskripsi Islam Tertua Di Indonesia (Ludvik Kalus, 2008)”, maupun “Barus Seribu Tahun Yang Lalu (Claude Guillot, 2008)” diketahui makam tersebut adalah makam dari Syekh Mahmud bertarikh 829 H atau 14256 M dengan jarak nisan sekitar 7 meter. Dari segi gaya tulisannya dapat dikenali bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab dan Persia yang dipahat dengan huruf timbul pada batu granit dengan tekstur yang sama.
Sementara menyoal tentang penelitian arkeologi, menurut Erond, telah dilakukan sejak tahun 1970an yang diawali oleh survei oleh Hasan Ambary dari Pusat Arkeologi Nasional pada tahun 70an dan survei yang lebih intensif dilakukan oleh Nurhadi, dkk pada tahun 1988. Penelitian intensif selama 10 tahun dilakukan oleh EFEO Perancis dari tahun 19952005 silam dengan bekerjasama dengan Balai Arkeologi Medan. Hasilhasil penelitian seperti keramik, gerabah, mata uang, dan prasasti telah disimpan sebagian di museum Sumatera Utara di Medan, Museum Nasional Jakarta Maupun di Balai Arkeologi Medan. Nisan Islam masih dapat ditemui di kompleks pemakaman di Barus.
Berdasarkan angka tahun pada nisan Islam yang terdapat di Barus, Pussis menyimpulkan bahwa Islam muncul pada periode belakangan khususnya pada abad ke14, sedang Barus sebagai bandar perdagangan internasional pada abad ke11 yang diperoleh dari Prasasti Tamil. (m15)
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
masih adakah wanita seperti Khaulah Al Azwar ??
(AL - FATIHAH BUAT PARA PEJUANG ISLAM YANG TELAH SYAHID KHUSUSNYA KEPADA AS SYAHIDAH WAFA' BINTI IDRIS)
KHAULAH AL AZWAR
Khaulah Al-Azwar merupakan seorang wanita yang hidup di zaman Sahabat RA. Khaulah memiliki kekuatan jiwa dan fizikal yang kuat. Susuk tubuhnya tinggi lampai dan tegap. Sejak kecil beliau sudah pandai bermain pedang dan tombak. Rasulullah s.a.w. telah membenarkan Khaulah menyertai angkatan peperangan muslimin bersama-sama mujahidah yang lain.
Beliau adik kepada Zirar Al-Azwar yang kehandalannya di medan perang sememangnya tidak asing bagi bagi pencinta sirah Islam. Skil dan teknik bertempur ini turut diwariskan kepada Khaulah oleh ayahnya Al-Azwar. Khaulah lantas menjadi seorang wanita yang mahir berpedang dan berkuda. Jika diteliti sirah mujahidah ini, boleh dikatakan beliau ialah pahlawan muslimat paling handal dalam sejarah Islam.
Dalam perang Yarmuk, beliau menjadi salah seorang yang menonjol atau memimpin kaum wanita yang turut serta terlibat. Bahkan, beliau turut mengalami kecederaan di kepala dalam peperangan yang sangat bersejarah itu.
Namun, kisah kehandalannya bertempur yang paling masyhur adalah dalam satu operasi tentera Muslimin untuk menyelamatkan saudaranya Zirar yang telah ditawan tentera Rom sewaktu satu penggempuran di sekitar Damascus. Khaulah telah turut serta dalam operasi tersebut. Dengan berpakaian hitam, serban hijau dan menggunakan skarfnya sebagai topeng, beliau yang menyertai pasukan Khalid bin Al-Waleed meluncur laju ke arah musuh, bertempur dengan handal dan cermat; membantu tentera Muslimin yang ketika itu sudah keletihan berlawan. Raafe bin Umaira, panglima skuad sebelum ketibaan Khalid mengungkapkan ketakjubannya, “Beliau berlawan seperti Khalid, namun jelas beliau bukan Khalid”.
Khaulah mempamerkan kehandalannya berkuda dan bertempur dengan tombak. Beliau meluncur laju ke arah barisan Rom, membunuh seorang dengan tombaknya, lalu meluncur ke arah barisan Rom di bahagian lain dan mencederakan atau membunuh tentera Rom yang lain. Pertempurannya secara solo itu ibarat menjadi satu pertunjukan kepada tentera Muslimin yang lain di samping membangkitkan semangat mereka untuk terus berjuang. Beliau akhirnya mendedahkan identitinya yang pasti mengejutkan sesiapa yang mengetahui (dicatatkan Khalid hampir-hampir terjatuh dari kudanya). Akhirnya, tentera Muslimin, bersama Khaulah berjaya membebaskan panglima Zirar dalam satu operasi serangan berikutnya di Beit Lahiya, Gaza, Palestin.
Sewaktu menyertai perang Sahura, Khaulah dan beberapa orang wanita telah ditawan oleh musuh. Mereka telah dikurung dan dikawal rapi beberapa hari lamanya tanpa senjata untuk melepaskan diri.
Nampaknya tidak ada cara lain yang paling berkesan melainkan membakar semangat sahabat-sahabatnya yang lain, agar dapat bertindak pantas sebelum musuh mengapa apa-apakan mereka. Khaulah sedar Allah sendiri memberi jaminan bahawa kekuatan jiwa boleh mengalahkan kekuatan senjata.
Maka Khaulah pun berkata: "Wahai sahabat-sahabatku yg sedang berjuang di jalan Allah, apakah saudari-saudari sanggup menjadi tukang-tukang picit orang Rom? Apakah juga saudari semua sanggup menjadi hamba-hamba orang kafir yang dilaknati itu. Relakah saudarai dihina dan dicaci maki oleh orang Rom durjana itu? Dimanakah letaknya harga diri saudari sebagai seorang pejuang yang rindukan syurga Allah. Dimanakah letak kehormatan saudari sebagai seorang Islam yang bertaqwa? Sesungguhnya mati itu adalah lebih baik bagi kita semua daripada menjadi hamba-hamba orang Rom".
Seorang daripada mereka menjawab, "Sesungguhnya apa yang engkau katakan itu adalah benar. Demi Allah, kami semua mempunyai harga diri. Pedang lebih berguna dalam keadaan begini. Kalau kita lalai umpama kambing yang tidak bertanduk tifak (mempunyai senjata)". Masing-masing mengemukakan berbagai pendapat dan semuanya menunjukkan ingin mati syahid. Tidak seorangpun yang mahu menjadi tukang picit orang Rom. Tetapi malangnya mereka tidak mempunyai senjata hatta sebilah pisau pun tidak ada.
Tetapi Khaulah tidak mati akal dia terus menjawab: “Wahai wanita-wanita muslimin sekalian, tiang-tiang dan tali khemah ini sangat berguna bagi kita dan cukuplah ini saja senjata kita. Syahid lebih baik bagi kita dan inilah saja cara yang terbaik untuk kita melepaskan diri dari kehinaan ini, sebelum mereka dapat menyentuh kita atau menyentuh salah seorg dari kita. Mari kita bersumpah untuk bersatu dalam hal ini untuk menyerah diri kepada Allah. Sesungguhnya Allah akan menolong orang-orang yang menolong-Nya”.
Masing-masing menjawab, “Demi Allah segala-segalanya katamu itu adalah benar. Kami tidak rela hidup dihina, syahid lebih baik bagi kami daripada hidup menanggung malu”.
Tekad para tawanan ini sudah bulat. Setelah menetapkan harinya maka mereka pun melaksanakan keputusan yang dibuat. Sebelum itu mereka berdoa sungguh-sungguh pada Allah dan bertaubat dengan segala dosa yang lalu. Menangis dan merayu memohon campakkan dalam hati mereka kekuatan jiwa yang kuat dan semoga Allah memudahkan pekerjaan dan berharap semoga datanglah bantuan-bantuan ghaib untuk menolong mereka.
Khaulah telah memimpin segala urusan dalam pekerjaan berat itu, dia menyandang tiang kayu siap untuk berjuang. Sebelum itu dia memberi taklimat kepada anak-anak
buahnya: "Wahai saudari, jangan sekali-kali gentar dan takut. Kita semua harus bersatu dalam perjuangan ini dan jangan ada yang terkecuali, patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyakkan bacaan takbir dan yang penting ialah saudari mesti kuatkan hati saudari semua. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat".
Begitulah keyakinan Khaulah, berkat keberaniannya mereka semua terselamat dari segala bentuk bencana itu. Setelah mengikat segala yang perlu, dia diikuti oleh Ifra Binti Ghaffar, Ummi Binti Utbah, Salamah Binti Zari’, Ran’ah Binti Amalun, Salmah Binti Hu’man dan seluruh wanita lainnya. Khaulah mendahului memukul pengawal dengan tiang yang dibawanya lalu menamatkan riwayat tersebut. Wanita-wanita lain bila melihat itu, maka masing-masing bersedia menyerang pengawal-pengawal lain dan bertempurlah mereka dengan gagah berani.
Orang-orang Rom ketakutan kerana serangan yang datang secara tiba-tiba. Khaulah berjaya merampas sebuah tombak lalu digunakan untuk bertempur sedangkan tiang di tangan kanannya digunakan sebagai melindungi dirinya dari tusukan tombak dan tebasan pedang.
Akhirnya Khaulah dan semua wanita berjaya mencerai beraikan pasukan Rom dapat melepaskan diri dari kafir durjana dan kembali ke pasukan Islam dengan selamatnya.
Begitulah kisah seorang pahlawan muslimat yang hebat. Hebatnya tidak digambarkan pada masa kini. Bangkitlah pejuang-pejuang Islam semua. Usahlah dilayan dengan permasalahan hati lagi. Bangkitkan jihad.
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
KHAULAH AL AZWAR
Khaulah Al-Azwar merupakan seorang wanita yang hidup di zaman Sahabat RA. Khaulah memiliki kekuatan jiwa dan fizikal yang kuat. Susuk tubuhnya tinggi lampai dan tegap. Sejak kecil beliau sudah pandai bermain pedang dan tombak. Rasulullah s.a.w. telah membenarkan Khaulah menyertai angkatan peperangan muslimin bersama-sama mujahidah yang lain.
Beliau adik kepada Zirar Al-Azwar yang kehandalannya di medan perang sememangnya tidak asing bagi bagi pencinta sirah Islam. Skil dan teknik bertempur ini turut diwariskan kepada Khaulah oleh ayahnya Al-Azwar. Khaulah lantas menjadi seorang wanita yang mahir berpedang dan berkuda. Jika diteliti sirah mujahidah ini, boleh dikatakan beliau ialah pahlawan muslimat paling handal dalam sejarah Islam.
Dalam perang Yarmuk, beliau menjadi salah seorang yang menonjol atau memimpin kaum wanita yang turut serta terlibat. Bahkan, beliau turut mengalami kecederaan di kepala dalam peperangan yang sangat bersejarah itu.
Namun, kisah kehandalannya bertempur yang paling masyhur adalah dalam satu operasi tentera Muslimin untuk menyelamatkan saudaranya Zirar yang telah ditawan tentera Rom sewaktu satu penggempuran di sekitar Damascus. Khaulah telah turut serta dalam operasi tersebut. Dengan berpakaian hitam, serban hijau dan menggunakan skarfnya sebagai topeng, beliau yang menyertai pasukan Khalid bin Al-Waleed meluncur laju ke arah musuh, bertempur dengan handal dan cermat; membantu tentera Muslimin yang ketika itu sudah keletihan berlawan. Raafe bin Umaira, panglima skuad sebelum ketibaan Khalid mengungkapkan ketakjubannya, “Beliau berlawan seperti Khalid, namun jelas beliau bukan Khalid”.
Khaulah mempamerkan kehandalannya berkuda dan bertempur dengan tombak. Beliau meluncur laju ke arah barisan Rom, membunuh seorang dengan tombaknya, lalu meluncur ke arah barisan Rom di bahagian lain dan mencederakan atau membunuh tentera Rom yang lain. Pertempurannya secara solo itu ibarat menjadi satu pertunjukan kepada tentera Muslimin yang lain di samping membangkitkan semangat mereka untuk terus berjuang. Beliau akhirnya mendedahkan identitinya yang pasti mengejutkan sesiapa yang mengetahui (dicatatkan Khalid hampir-hampir terjatuh dari kudanya). Akhirnya, tentera Muslimin, bersama Khaulah berjaya membebaskan panglima Zirar dalam satu operasi serangan berikutnya di Beit Lahiya, Gaza, Palestin.
Sewaktu menyertai perang Sahura, Khaulah dan beberapa orang wanita telah ditawan oleh musuh. Mereka telah dikurung dan dikawal rapi beberapa hari lamanya tanpa senjata untuk melepaskan diri.
Nampaknya tidak ada cara lain yang paling berkesan melainkan membakar semangat sahabat-sahabatnya yang lain, agar dapat bertindak pantas sebelum musuh mengapa apa-apakan mereka. Khaulah sedar Allah sendiri memberi jaminan bahawa kekuatan jiwa boleh mengalahkan kekuatan senjata.
Maka Khaulah pun berkata: "Wahai sahabat-sahabatku yg sedang berjuang di jalan Allah, apakah saudari-saudari sanggup menjadi tukang-tukang picit orang Rom? Apakah juga saudari semua sanggup menjadi hamba-hamba orang kafir yang dilaknati itu. Relakah saudarai dihina dan dicaci maki oleh orang Rom durjana itu? Dimanakah letaknya harga diri saudari sebagai seorang pejuang yang rindukan syurga Allah. Dimanakah letak kehormatan saudari sebagai seorang Islam yang bertaqwa? Sesungguhnya mati itu adalah lebih baik bagi kita semua daripada menjadi hamba-hamba orang Rom".
Seorang daripada mereka menjawab, "Sesungguhnya apa yang engkau katakan itu adalah benar. Demi Allah, kami semua mempunyai harga diri. Pedang lebih berguna dalam keadaan begini. Kalau kita lalai umpama kambing yang tidak bertanduk tifak (mempunyai senjata)". Masing-masing mengemukakan berbagai pendapat dan semuanya menunjukkan ingin mati syahid. Tidak seorangpun yang mahu menjadi tukang picit orang Rom. Tetapi malangnya mereka tidak mempunyai senjata hatta sebilah pisau pun tidak ada.
Tetapi Khaulah tidak mati akal dia terus menjawab: “Wahai wanita-wanita muslimin sekalian, tiang-tiang dan tali khemah ini sangat berguna bagi kita dan cukuplah ini saja senjata kita. Syahid lebih baik bagi kita dan inilah saja cara yang terbaik untuk kita melepaskan diri dari kehinaan ini, sebelum mereka dapat menyentuh kita atau menyentuh salah seorg dari kita. Mari kita bersumpah untuk bersatu dalam hal ini untuk menyerah diri kepada Allah. Sesungguhnya Allah akan menolong orang-orang yang menolong-Nya”.
Masing-masing menjawab, “Demi Allah segala-segalanya katamu itu adalah benar. Kami tidak rela hidup dihina, syahid lebih baik bagi kami daripada hidup menanggung malu”.
Tekad para tawanan ini sudah bulat. Setelah menetapkan harinya maka mereka pun melaksanakan keputusan yang dibuat. Sebelum itu mereka berdoa sungguh-sungguh pada Allah dan bertaubat dengan segala dosa yang lalu. Menangis dan merayu memohon campakkan dalam hati mereka kekuatan jiwa yang kuat dan semoga Allah memudahkan pekerjaan dan berharap semoga datanglah bantuan-bantuan ghaib untuk menolong mereka.
Khaulah telah memimpin segala urusan dalam pekerjaan berat itu, dia menyandang tiang kayu siap untuk berjuang. Sebelum itu dia memberi taklimat kepada anak-anak
buahnya: "Wahai saudari, jangan sekali-kali gentar dan takut. Kita semua harus bersatu dalam perjuangan ini dan jangan ada yang terkecuali, patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyakkan bacaan takbir dan yang penting ialah saudari mesti kuatkan hati saudari semua. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat".
Begitulah keyakinan Khaulah, berkat keberaniannya mereka semua terselamat dari segala bentuk bencana itu. Setelah mengikat segala yang perlu, dia diikuti oleh Ifra Binti Ghaffar, Ummi Binti Utbah, Salamah Binti Zari’, Ran’ah Binti Amalun, Salmah Binti Hu’man dan seluruh wanita lainnya. Khaulah mendahului memukul pengawal dengan tiang yang dibawanya lalu menamatkan riwayat tersebut. Wanita-wanita lain bila melihat itu, maka masing-masing bersedia menyerang pengawal-pengawal lain dan bertempurlah mereka dengan gagah berani.
Orang-orang Rom ketakutan kerana serangan yang datang secara tiba-tiba. Khaulah berjaya merampas sebuah tombak lalu digunakan untuk bertempur sedangkan tiang di tangan kanannya digunakan sebagai melindungi dirinya dari tusukan tombak dan tebasan pedang.
Akhirnya Khaulah dan semua wanita berjaya mencerai beraikan pasukan Rom dapat melepaskan diri dari kafir durjana dan kembali ke pasukan Islam dengan selamatnya.
Begitulah kisah seorang pahlawan muslimat yang hebat. Hebatnya tidak digambarkan pada masa kini. Bangkitlah pejuang-pejuang Islam semua. Usahlah dilayan dengan permasalahan hati lagi. Bangkitkan jihad.
- - - - - - -
ana sharing dari sini
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Langganan:
Postingan (Atom)